Kalau jaman dulu jargon wisata Indonesia era 2013 di iklan-iklannya adalah: “Wonderful Indonesia: Feeling is Believing”, nampaknya sekarang sudah tidak relevan lagi. Wisatawan (nasional) pada umumnya lebih senang berburu tempat-tempat yang selfie-able daripada tempat-tempat tenang yang memberikan kepuasan batin. Feeling itu nomer sekian ya, yang penting eksis. Level pencapaiannya dihitung dari seberapa banyak jumlah jempol dan komentar di media sosial sehingga foto terbaiklah yang dicari. Hal ini mendorong tumbuh pesatnya lokasi-lokasi wisata yang ikonik dan meninggalkan lokasi wisata yang terlalu mainstream di masa lampau.
gerombolan selfie hunter |
Mungkin secara
usia saya sudah termasuk generasi selfie
hunter itu (sok muda sih oom ini :) ), tetapi soal selera, saya masih lebih
menyukai tempat sepi yang menentramkan hati sebagaimana generasi wisatawan jaman
dulu.
setapak yang bagus |
Di Kebun Buah
Mangunan, tempat yang sedang hits di media sosial adalah gardu pandang tempat
para muda mudi berfoto rame-rame dengan pemandangan kali oya dan perbukitan
imogiri yang diselimuti kabut. Tetapi, saya lebih menikmati setiap gigitan
pentol panas bumbu kacang pedas di salah satu rumah pohon yang banyak
disediakan di Kebun Buah Mangunan. Hawa dingin pagi hari menambah kenikmatan
seporsi plastik pentol bakso yang hanya Rp 5000 itu.
Di tempat ini, pengelolaannya relatif sangat baik. Papan penunjuk jalan yang banyak, jalanan yang bagus sampai puncak, serta parkiran yang cukup baik bagi roda 4 maupun roda 2. Jika Anda membawa kendaraan roda 4, Anda masih perlu berjalan sekitar 1 km lagi untuk sampai di puncak, tetapi kalau naik mtor, cukup berjalan beberapa puluh meter saja.
owl park, masih bobok di kandang owl nya |
Terdapat banyak
warung kopi dan makanan berat sebagai sarapan usai mengamati kabut yang
perlahan naik. Ada juga owl park yang
sayang sekali saat saya kesana owl
nya masih belum dikeluarkan dari kandang, serta berbagai fasilitas umum lainnya
seperti mushola, bangsal tempat menginap bagi backpacker, dan sarana MCK.
Yang
disayangkan, tak seperti namanya, saya kesulitan menemui buah-buahan di sana.
Rumah kacanya pun tampak tak terawat. Padahal semestinya pengelola mengatur
jenis tanaman agar meski satu jenis buah sedang tak berbuah musim ini, tetapi
masih ada buah lainnya. Sehingga selain wisata sunrise, pengunjung masih bisa memetik buah sebagai pengalaman
lengkap yang tak terlupakan. Seperti kusuma agrowisata di kota batu yang meski
terkenal dengan apel hijaunya, tetapi ketika sedang tidak musim apel, agrowisata
masih menyediakan “wahana” memetik buah lainnya seperti jambu, strawberry,
jeruk, dan buah naga.
Secara
keseluruhan, saya masih sangat terngiang-ngiang dengan aroma saus kacang pentol
bakso di Kebun Buah ini. Layak dicoba sambil menanti matahari terbit.
Author’s Note:
*Mangunan adalah desa wisata yang punya banyak lokasi wisata menarik. Perhitungkan waktu Anda agar bisa menang banyak. Baiknya sih, kita ngga terlalu lama mengunjungi satu tempat lalu segera beranjak ke tempat yang lain.
*Mangunan adalah desa wisata yang punya banyak lokasi wisata menarik. Perhitungkan waktu Anda agar bisa menang banyak. Baiknya sih, kita ngga terlalu lama mengunjungi satu tempat lalu segera beranjak ke tempat yang lain.
*Coba rute ini
dalam sehari: Kebun Buah Mangunan (5 am), Watu Langit (8 am), Hutan Pinus
Dlingo (9 am), Goa Gajah dan Tebing Watu Mabur (10.30 am).
Welcome, beautiful |
feeling nya di rumah pohon sana, sambil maem pentol bakso Sayangnya, abang penjualnya ngga kefoto.. *fokus makan aja* |
What is the difference between casino games and slots?
ReplyDeleteSlot games are the most poormansguidetocasinogambling popular types of casino games, and the majority are slots. and gri-go.com the most commonly titanium ring played 메이저 토토 사이트 slot games.