Saturday 24 August 2013

Kebun Raya Cibodas ; Amazing tapi Mengecewakan

Bagi saya, traveling/ backpacking itu selalu menyenangkan, nggak ada istilahnya sedih atau menyesal kemanapun destinasinya. Semuanya diambil hikmah dan pengalamannya.
Setelah dari Gunung Padang, saya mampir ke acara nikahan teman di Kota Cianjur. Selepas sholat dzuhur di tempat resepsi, saya naik angkot 03B ke arah perempatan tugu (yang ada patung buku di puncaknya), lalu ganti angkot biru ke Cipanas. Perjalanan menanjak terus melewati bukit-bukit. Trayek angkot ini melewati (persimpangan jalan) perkebunan teh Gedeh, Taman Bunga Nusantara, dan Istana Cipanas. Jadi kalau mau ke situ, naik angkot ini juga.

Berhenti di pasar cipanas dengan ongkos Rp 6.000, lalu saya naik angkot kuning jurusan Loji dan turun di pertigaan Cibodas, Rp 2.000. Di situ hujan deras. Begitu turun angkot, payung nggak bisa dibuka, akhirnya saya paksa, dan ‘ckrek’ patah. Saya segera naik angkot kuning juga jurusan KRC-Rarahan biar tidak semakin basah, sekitar 5 km, harganya Rp3.000. Turun di pasar oleh-oleh karena jalanan macet penuh dengan rombongan wisatawan. Jalan kakilah saya ke pintu masuk Kebun Raya Cibodas dan membayar Rp9.500 sebagai retribusinya.

peta kebun yang luas...
Kebun Raya Cibodas didirikan pada tanggal 11 April 1852 oleh Johannes Ellias Teijsmann, bersamaan dengan dibawanya pohon Kina (Cinchona casilaya) ke Indonesia. KRC mempunyai fungsi sebagai tempat konservasi, penelitian, pendidikan, dan pariwisata. Terletak di kaki Gunung Gede Pangrango pada ketinggian 1300-1425 mdpl dengan luas 84,99 hektar, kebun ini telah mengoleksi 1260 jenis tanaman koleksi kebun, 262 koleksi anggrek, 98 jenis koleksi kaktus, 71 jenis koleksi sukulen, 164 jenis koleksi obat, 767 jenis koleksi biji, dan 2984 jenis herbarium (berdasarkan data registrasi per maret 2013). – Brosur Resmi KRC.
Beberapa tempat yang menarik untuk dikunjungi di dalam KRC di antaranya:
·         
Taman Rhododendron --- koleksi jenis Rhodonderon yang berasal dari Indonesia, Jepang, dan China.
·         
jalan air,
sayang rame banget
taman sakura itu,
biasa aja ya kalo nggak pas berbunga
Taman Sakura --- Bunganya musiman, kata brosur sih 2x setahun tiap Januari-Februari dan Agustus-September. Tapi pas saya ke sana (agustus), tanamannya meranggas nggak ada bunganya sama sekali. *apes
·       
  Jalan Air --- “dilarang mencuci mobil di sini” begitu tulisan di lokasi ini. Hah? Ada gitu emangnya? Entahlah, yang jelas, this was so much pleasant spot (if you are a kid). Jadi ceritanya, ini adalah sungai yang dipotong sama jalan aspal. Normalnya kan dibikin jembatan, tapi ini enggak. Airnya ngalir gitu aja membanjiri jalan, jadi siap-siap lepas sepatu ya kalau mau nyeberang di sini.
·         
Araucaria Avenue --- jalan yang diapit pohon Araucaria bidwilli dari wisma tamu sampai kolam besar. Serasa di filem-filem bolywood gitu. Katanya pohon-pohon ini ditanam sejak 1866.
·         
Taman Lumut --- Luasnya 1300 meter persegi dengan koleksi 134 jenis lumut << taman lumut outdoor terbesar di Asia lhoo. *yakali masa lumut ditanem indoor, yang ada gedungnya di cat biar gak lumutan.
·         
bukannya narsis, aduh malu
cuma mau menunjukkan kalo Cibogo rame bener
Air terjun Ciismun dan Cibogo --- Ciismun adalah yang terbesar sekaligus terjauh. Tingginya sekitar 30 meter. Yang dekat adalah Cibogo, tapi ya itu, ramainya minta ampun. Bahkan kalau Anda foto, besar kemungkinan backgroundnya bukan air terjun, tapi punggung pengunjung lain.
·         
Bunga Bangkai, Koleksi Paku-pakuan, Koleksi tanaman air di Kolam Besar, Hutan Alami Wornojiwo, Koleksi tanaman obat dan tanaman hias.

Awalnya saya excited sekali dengan deskripsi tentang KRC di internet. Secara nama pun, kayaknya keren maksimal. Namun… yah kecewa.

use this instead of private car
Sebetulnya sih KRC memang sangat keren, sayang pengelola dan pengelolaannya terkesan kurang serius. Pertama nih, masa iya, Kebun raya ada angkot bisa masuk dan keleleran di dalam? Enak-enak jalan kaki, menikmati udara sejuk dan tanjakan yang lumayan, eh, banyak mobil lewat dengan santainya, jadi jalan minggir-minggir deh biar gak ketabrak. Apa bedanya sama di kota kalau gitu? Polusinya pun, argh! --- Mulai badmood. Mbok ya kalau nggak kuat jalan kaki, digunakan fasilitas kereta wisata aja, ngga usah mobil dibawa sampai jauh ke dalam…

Kedua, di tempat-tempat terbuka, banyak panggung dengan orkes dangdutan yang biasa di kondangan itu. Dengan penyanyi-penyanyi berpakaian sekedarnya (padahal duingin) dan bapak-bapak yang bergoyang ikutan nyawer. Oh God, polusi suara!! Mestinya suara ngengat gunung atau kodok yang bisa bikin rileks ini malah… Badmood kedua.

kolamnya keren, tapi kalau di zoom, itu bungkus popmi
Lanjut, di pinggir kolam, pas saya mau foto-foto, bungkus p*pmie mengambang di mana-mana. Hellooo bunga teratai yang terbuat dari Styrofoam, apa kabar? Hey Indonesian travelers, please, don’t you know that there is garbage bin beside the pool? This is pool, for fish and water plant, and that is bin, for your garbage! Errr. Badmood ketiga dan saya putuskan pulang balik saja. Memang sih, 18 Agustus 2013 ini adalah penghujung hari libur sekolah paska Idul Fitri, jadi mungkin pengelolanya kewalahan menghandle ribuan pengunjung.

green everywhere
Begitu keluar KRC jam 16.00, bis-bis besar tur pariwisata sudah bersiap pulang, bergegaslah saya cari angkot turun ke pertigaan Cibodas. Baru berjalan beberapa ratus meter, sudah macet berhenti total. Setengah jam tidak ada tanda akan jalan, saya turun dan memutuskan untuk jalan kaki. Sekitar 4 km lho, untung jalannya menurun terus. Sampai bawah, sudah jalur satu arah doang ke Jakarta. Bis tak ada yang lewat! Akhirnya saya nekat naik angkot jurusan Puncak At-Taawun, pikir saya yang penting mendekati Jakarta. Lanjut angkot Puncak-Cisarua, lalu Cisarua-Tol Ciawi. Di Ciawi pun nunggunya lama. Begitu dapat (rebutan dulu), saya berdiri dari Ciawi-Kampung Rambutan dengan kondisi tol yang padat merayap dan baru sampai kosan pukul 22.30.
Moral Value nya, traveling itu selalu asyik, selama kita persiapan dengan matang, termasuk timingnya. 

    

No comments:

Post a Comment