Membayangkannya saja enggan. Entah pengangguran jenis apa yang mau memilih bepergian dari Jakarta (bahkan sebetulnya bukan Jakarta, tapi Tangerang Selatan yang masuk provinsi Banten) ke Lombok dengan perjalanan darat. Ya kalau Anda pelajar/ mahasiswa yang punya banyak waktu luang sih nggak masalah... Tak kurang dari 1.200 km perjalanan panjang itu harus ditempuh dengan berbagai moda transportasi: bis, taksi, kereta, kapal feri kecil, kapal feri besar, mobil carteran, pick up, dan tentu saja, jalan kaki.
I did. Dan sayangnya saya
juga bukan pengangguran, melainkan pegawai yang waktu cutinya terbatas. Saya
bela-belain menghabiskan 40 jam perjalanan demi mendapatkan pengalaman perjalanan
yang lengkap sekaligus nostalgia backpackingan pas masa-masa muda dulu--tsaah
(dulu, saat kuliah, saya juga melakukan perjalanan darat dari Banten ke Bali).
Meskipun pada akhirnya saya menyesali keputusan tersebut karena ketika tiba di tempat tujuan (Rinjani), badan terasa pegal semua setelah duduk begitu lama.
***
Perjalanan dimulai
sepulang kantor Jumat 20 Desember 2013. Dengan segembol tas keril seberat tak
kurang dari 20 kg (isinya: logistik, sedikit baju, sleeping bag, tenda, sepatu,
sandal, 4 tabung gas, dll) saya malu masuk lift saat jam pulang kerja. Jadinya
saya menunggu sampai gedung kantor sepi dulu.
***
Jumat sore adalah salah
satu waktu terkacau di jalanan ibukota. Ribuan orang pulang kerja, bebarengan
dengan ribuan lainnya yang menuju stasiun, bandara, atau terminal untuk pulang
kampung. Memilih moda transportasi umum sejuta umat seperti Transjakarta atau
Kereta Komuter dengan keril segede gaban jelas akan mengundang umpatan para
penumpang lainnya. Sehingga, moda transportasi pertama yang saya pilih menuju stasiun Pasar Senen adalah taksi dengan biaya
Rp 40.000,00.
Di Stasiun, Kereta Progo
(Rp 85.000,00) yang akan membawa saya sampai Lempuyangan, Yogya baru ada pukul
22.00 WIB. Saya sarankan untuk makan yang kenyang dulu biar nanti pulas
tidurnya di kereta.
8 jam kemudian, kita akan
tiba di Stasiun Lempuyangan. Keluarlah dari stasiun ke pasar lempuyangan kalau
ingin cari sarapan. Cicipi menu kebanggaan kota ini, gudeg, sebelum melanjutkan
perjalanan yang (masih) panjang. Jangan takut terlambat, kereta selanjutnya,
Sri Tanjung (Rp 80.000,00), yang menuju Banyuwangi baru akan berangkat pukul
07.45 WIB.
Bagi Anda yang
jarang-jarang naik kereta siang hari, Sri Tanjung menawarkan pengalaman dan
pemandangan yang luar biasa selama 14 jam perjalanan. Mulai dari hutan jati
yang meranggas di Madiun, Lumpur Lapindo Sidoarjo, sampai Hutan lebat Glenmore
di Banyuwangi.
Sampai stasiun Banyuwangi
Baru sekitar pukul 21.00 WIB. Kemudian kita harus jalan kaki sekitar 100 meter
ke Pelabuhan Ketapang. Di depan stasiun ada minimarket yang legendaris di
kalangan para backpacker. Selain sebagai tempat untuk mengisi ulang logistik,
minimarket tersebut juga penting sebagai tempat menghindar dari calo-calo bus.
Feri ke Lombok di Pelabuhan Padangbai |
Di loket pelabuhan,
belilah tiket penyeberangan selat Bali seharga Rp 6.500,00. Naik saja langsung
ke kapal terdekat. Tak lama kemudian, perjalanan 45 menit mengantarkan Anda ke
zona WITA ditemani remang cahaya bulan dan bintang gemintang. Di Pelabuhan Gilimanuk
banyak bis yang menawarkan perjalanan ke terminal Ubung, Denpasar. Anda bisa
memilih yang itu. Akan tetapi, lebih murah dan nyaman (tanpa gonta-ganti bis) kalau
kita naik bus yang langsung ke Pelabuhan Padangbai (melalui tawar menawar, dulu
saya dapatnya Rp 40.000,00/ orang) yang adanya di Terminal Gilimanuk. Jadi,
kita harus berjalan ke Terminal Gilimanuk dan menunggu bis yang berangkat ke
Padangbai. Bis tersebut berangkat tepat tengah malam WITA.
Aren't We? Feri mulai merapat di Lembar |
Dibutuhkan lima jam
perjalanan melintasi Pulau Bali dari ujung barat ke ujung timur. Sesampainya di
Pelabuhan Padangbai, kita sudah ditunggu feri pertama yang menyeberangi selat
Lombok. Bayar dulu di loket seharga Rp 40.000,00 untuk perjalanan laut yang
cukup lama, 5 jam. Kapal di sini lebih besar daripada yang ada di selat Bali.
Terdapat persewaan kasur dan ruangan yang nyaman untuk tidur serta kamar mandi
yang lancar airnya bagi Anda yang belum mandi sejak kemarin lusa.
***
Pukul 11 WITA, Pelabuhan
Lembar tampak di depan mata. Woila! Selamat datang di Pulau Lombok, surga kecil
nusantara.
***
Dari Pelabuhan Lembar,
moda transportasi yang dipilih tergantung destinasi Anda selanjutnya. Jika
ingin tracking ke Rinjani (melalui Sembalun), Anda harus menuju Aikmel. Untuk
kesana, Anda terlebih dulu harus naik angkutan ke Terminal Bus Sweta di Mataram,
lalu sambung Elf ke Pasar Aikmel. Kalau ke Pantai ya tinggal cari bis jurusan
Senggigi dari Terminal Sweta. Paling mudah dan murah sih dengan
sewa motor. Dengan tarif sehari Rp 50.000,00 Anda bisa menjelajah sepuasnya ke
seluruh penjuru Lombok.
Karena kemarin saya
ketemu rombongan pendaki lain (total 7 orang), jatuhnya lebih murah kalau
carter mobil langsung dari Lembar ke Aikmel. Sebuah Avanza dengan ongkos Rp
300.000,00 dibagi untuk 7 orang. Sesampainya di Pasar Aikmel, Anda masih harus naik
mobil pick up dengan ongkos Rp 20.000,00 menuju Pos Lapor Desa Sembalun Lawang
di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani.
wah pak, salute banget dengan perjalanan backpacker anda ke lombok dari jakarta sampai ke lombok dengan jalan darat.. wow.. sangat bayak sekali story nya itu.. have fun and enjoy.. #cheers
ReplyDeletelamanya perjalanan langsung terobati dengan indahnya lombok. Tolong dijaga ya mas mbak mutiara lombok, biar nanti belasan tahun ke depan, anak cucuku masih bisa ikut menikmatinya juga.
Deletesalam kenal. :)
Sungguh perjalanan yang mengasyikkan
ReplyDeleteindeed sist :')
Deletesendirian?
ReplyDeletekebetulan berdua fren. Mati gaya juga kalau 25 jam di kereta sendirian. :|
Deletewawwww kereeennnn
ReplyDeletejadi pengen backpacker ke lombok juga hihihihihi makasih mas sudah berbagi ceritanya yang menarik :D
salam kenall :)
salam kenal. :D buruan direalisasikan ke lomboknya. Mumpung masih muda. haha
Deleteaku dah om om juga pengen.......
ReplyDeleteom om juga manusia kan... :D
Deletesalam kenal mas,,
ReplyDeletesaya ada rencana ke lombok pada februari ini sekitar 14-26 Feb. Kira2 cuaca disana saat ini bagaimana ya mas?
apakah kondusif untuk didatangi?
terima kasih sebelumnya
kalau ke lombok pantai sih meskipun musim penghujan, masih tergolong aman menurut saya. Tapi kalau Rinjani, Januari- Maret nya masih tutup mas.
Deletewah salam kenal :)
ReplyDeleteseru sekali ceritanya pak :)
perjalanan pulangnya bapak pns ini naik moda transportasi apa?
oia, perkenalkan saya Bena, dapat di kunjungi di www.benbernavita.com :)
salam kenal mbak bena...
Deletepulangnya saya naik li*n air soalnya senin sudah harus ngantor.
web nya sudah saya kunjungi balik, awas kolesterol nya, imbangi dengan banyak nanjak ya. :D
Haha ,,, sy aja yg org lmbok skrang tinggal di jkrta, msih bingung ama rute prjlanan darat, bgi2 dunk infonya mas ,,, hehe
ReplyDeletewah, orang lombok yang ke jakarta itu ibarat penduduk surga yang turun ke bumi mas. hehe. kok ya mau meninggalkan lombok yang indah gitu mas.. :D
Deletekalo balik ke lombok jalan darat itu rumusnya cuma satu. pokoknya arahnya ke timur aja. teruuuuuus, nanti pasti sampai juga. :D
Haha ,,, sy aja yg org lmbok skrang tinggal di jkrta, msih bingung ama rute prjlanan darat, bgi2 dunk infonya mas ,,, hehe
ReplyDeletekira kira berapa hari mas perjalanan dari jakarta lombok?
ReplyDelete40 jam mbak kalau ngeteng (ganti2 public transport) kayak saya itu. Kalo naik pesawat ya 3 jam aja dari boarding sampe landing. hehe
Deletenice begat
ReplyDeleteMantap luar biasa pengalamannya,saya mau coba pake motor cikarang lombok seru kayanya?
ReplyDeletewaduh mas, ngilu dan ngelu saya bayanginnya. itu punya berapa lama waktu luangnya? jangan2 ntar semangat berangkatnya, pulangnya males tuh kalo bawa motor sendiri. :|
DeleteBagi yg mau jalan2 ke Lombok bisa hubungi kami, kami sebagai driver sekaligus bisa sebagai pemandu/guide anda di Lombok :)
ReplyDeleteKereeen banget!!!
ReplyDeleteMakasiy yaa udah share ;)