Monday, 1 April 2013

Super Short Trip, Semarang



Sabtu, 23 Maret 2013

Mendapat undangan resepsi pernikahan kawan baik di Semarang adalah salah satu alibi alasan untuk jalan-jalan (lagi) menikmati dunia luar selain tempurung nyaman yang saat ini kita diami. Sekali Dayung, Dua Tiga Pulau Terlampaui.

This world is a book. The one who never travels only read one page. (kata bijak punya siapa ya? kok lupa)
landmark Semarang
Lawang sewu dari Tugu Muda


The Wedding
Naufalia Firmani dan Aditya Anton
Setelah berselancar di tiketkai.com ternyata akan lebih ribet kalau mau naik kereta ke semarang, akhirnya saya putuskan untuk naik bus saja. Berbekal filosofi “experience is the best teacher” akhirnya saya pilih naik bis dengan rute berbeda pulang perginya. Berangkat naik bus lewat jalur selatan (Mojokerto-Solo-Semarang), dan pulangnya lewat jalur utara (Semarang-Surabaya). Konsekuensi dari naik bus adalah, siap-siap berdiri! Apalagi akhir pekan bertepatan dengan jadwal mudik para pekerja pabrik/kantor.

Ada tips bagi para backpacker yang tidak punya teman tempat menginap sekaligus tidak ingin mengeluarkan uang untuk sewa penginapan, pertama, perkirakan lama perjalanan Anda. Cari deh di internet, pasti banyak. Kedua, hitung mundur dari waktu yang Anda butuhkan. Ketiga, estimasikan keterlambatan/ macet yang mungkin terjadi dan berpotensi mengacaukan rencana perjalanan.

Contoh nih, saya berniat datang ke akad nikah teman pukul 8 pagi. Sementara waktu tempuh bus dari Mojokerto-Semarang via Solo sekitar 9 jam dan saya estimasikan waktu tambahan 2 jam. Jadi, saya berangkat pukul 9 malam biar bisa tiba besok pagi jam 8. Dengan begini, saya tidurnya di bus…

Usai acara resepsi, kami jalan-jalan (benar-benar jalan kaki!). Menyusuri sepanjang jalan pemuda, berfoto ria dengan cueknya di sepanjang jalan itu. Ada Balai Kota, Gramedia Amaris, SMAN 3, SMAN 5, gedung Juang, Dinas Pariwisata, dll.

Spamming di SMAN 3
Setibanya di ujung selatan Jl. Pemuda, kami rehat sejenak di tugu muda yang sejuk dengan kolam, taman, bangunan-bangunan tua di empat penjuru, serta lalu lalang kendaraan yang memanjakan panca indera.

My Semarang Trip's Partner
Tugu Muda
Sejuk, Taman Tugu Muda
Ketika sudah mulai terik, kami masuk Lawang Sewu di seberang jalan. Bangunan bekas kantor kereta api yang super megah dan cantik ini sebenarnya lebih berkesan kalau dikunjungi malam hari lho.

Usai bayar tiket, kami ditawari untuk pakai pemandu, Rp 30.000. Jelas kami menolak. Mahal gitu. Rasanya kurang bebas saja kalau ada yang ngikutin. Kalau sendirian gini, mau foto berapa kalipun atau mau kemanapun jadi nggak terbatas. Kurangnya, ya kami jadi minim info tentang tempat-tempat yang kami kunjungi. Hanya dari internet (yang kebanyakan malah bahas hantu Lawang Sewu daripada info historis) dan diorama yang dipajang didalam gedung.

Bangunan yang belum dipugar, keren ya
tahu kan, kenapa dinamakan lawang sewu?
bangunan yang sudah dipugar
lokomotif depan Lawang Sewu
Menurut saya, bangunan yang belum dipugar malah lebih artistik ketimbang yang sudah direnovasi dan dicat ulang, sekalipun lubang di sana-sini, tapi nuansa “tua” nya lebih terasa.

last but not least, haha
Selesai dari sana, kami memilih jalan kaki alih-alih naik angkutan ke Simpang Lima. Kata teman sih dekat, ternyata jauh lumayan juga. Di sepanjang jalan banyak toko wingko dan bandeng presto oleh-oleh khas Semarang. Loen Pia nya mana? Katanya sih di Jalan Pemuda, sudah kelewatan tadi, ampun dah kalau disuruh balik jalan kaki lagi.
 
Masjid Agung Baiturrahman
Sayang di simpang lima sedang ada event konser-konseran gitu. Jadi, rame betul dan saya tak bisa mengambil banyak gambar. Solat dulu ke Masjid Agung. Niatnya mau ke Sam Po Kong dan Kota Lama naik Trans Semarang, tapi Mas penjaga loketnya malah kebingungan pas ditanya rute ke sana. Haha, mengecewakan sekali.

Simpang Lima dalam huru-hara. muehehe
Gerimis dan Simpang Lima yang semakin ramai memaksa saya untuk pulang. Takut macet dan telat masuk kerja besok pagi. Lumayan, di sepanjang jalan menuju Terminal Semarang, bis nya lewat Kota Lama. Kalau tidak salah, sepanjang perjalanan ada Gedung Keuangan Negara I & II Semarang, Stasiun Tawang dengan poldernya, Bank Mandiri, serta bangunan tua dan tebal lainnya khas kolonial.

Jalur Pantura malam hari menutup trip-sangat-pendek saya di Semarang. 8D

Info Biaya:
Jenis Pengeluaran
Harga/ Biaya
Keterangan
Penitipan Motor 2 Hari
5.000
Di Terminal Mojokerto
Bis Mojokerto-Solo
26.000
Ekonomi-AC
Bis Solo-Semarang
20.000
Bisnis
Ojek Jatingaleh-Kalilangse
10.000

Bis Semarang-Surabaya
54.000
Patas
Bis Surabaya-Mojokerto
4.000
Ekonomi-AC
Tiket Lawang Sewu
10.000
Tanpa Guide
Total
129.000