Thursday 9 May 2013

Bali Travel Guidance: Pantai Jerman

Tak berlebihan rasanya kalau saya katakan pantai ini sebagai “pantai selamat datang” nya Pulau Dewata. Kenapa? Sebab, sejatinya pantai pertama yang Anda lihat dari jendela pesawat ketika mendarat di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai adalah Pantai Jimbaran di sisi kanan dan Pantai Jerman di sebelah kiri.

siap berjemur?
Orang Indonesia jelas tidak mau
jalan setapak sepanjang pantai
Terletak di daerah Wanasegara (dulu bernama Jalan Jenggala) terkadang Pantai Jerman juga dinamakan Pantai Segara. Lokasinya tepat di sisi utara landasan bandara dan berbatasan langsung dengan pantai Kuta di selatan (sekitar 1 km). Jika Anda menyusuri jalan setapak/ jogging track Desa Adat Kuta mulai dari Bandara, Anda akan mulai dari Pantai Jerman, Kuta, Legian, dan Seminyak. Di sepanjang jogging track itu berjajar hotel, resort, bungalow, dan restoran serta Discovery shopping mall sebelum masuk Kuta.

How to get there?

Keluar dari pintu parkir Ngurah Rai, ambil arah utara. Di pertigaan Hotel Harris, ambil kanan. Sekitar 1 km, ada perempatan Wanasegara. Ambil kiri sampai ketemu pertigaan yang ada patung Holiday Inn resort. Ambil arah lurus dan di ujung jalan ada pertigaan restoran Cocktails. Lurus saja, pantai sudah terlihat. Parkir motor Anda, dan berjalanlah ke kiri/ selatan. Woah, Pantai Jerman di depan mata.

saya, di pemecah ombak Pantai Jerman
Pantai ini umumnya sama dengan Pantai lainnya di Bali, panas menyengat di siang hari. Turis asing bertebaran di mana-mana berbikini ria. Mungkin sebagian besar berkebangsaan Jerman sehingga dinamakan Pantai Jerman, entahlah. Sebagian besar dikelola oleh hotel-hotel di sepanjang pantai sehingga kanopi-kanopi yang berjejer di sana nggak sembarangan boleh dipakai leyeh-leyeh ya. Meskipun demikian, tiap orang bebas berseliweran di pantai ini dengan gratis.
para pemancing


pesisir pantai Jerman

pura tepi laut di wanasegara
sedekat ini dari bandara lho...
Yang unik dari Pantai ini adalah Anda bisa melihat pesawat mendarat tiap menit di Bandara Ngurah Rai sambil menikmati deburan ombak Bali yang terkenal besar. Oiya, terdapat pemecah ombak di pantai Jerman (seperti di depan Discovery Shopping Mall Kuta) yang bisa dijangkau saat surut. Banyak pemancing juga di sini.

Finally, Pantai ini bisa jadi referensi tujuan Anda kalau sudah bosan dengan KLS (Kuta-Legian-Seminyak) yang terlalu ramai.  

you might also like:
Suluban/ Bluepoint Beach 

Sunday 5 May 2013

Bali Travel Guidance: Pantai Suluban

Suluban bawah
pantai tersembuyi di balik karang2
What:

Pantai ini dikenal luas oleh para pecinta selancar, terutama dari mancanegara. Dikenal juga dengan  nama pantai Bluepoint karena terdapat resor Bluepoint di sana. Suluban (menurut sepengetahuan saya) setidaknya memiliki dua jalan masuk yang sensasi pemandangannya berbeda. Pantai Suluban bawah yang memiliki pasir, dan Suluban atas (milik Bluepoint) yang isinya kafe-kafe  di atas tebing dengan 90% isinya turis asing. Bahkan masing-masing kafe dinamakan “kafe Japan”, “kafe Australia”, “kafe Jerman”, dsb sesuai asal negara masing-masing. Unfortunately, "kafe Indonesia" isn't available.



para peselancar,
mau cari ombak

cafe di atas tebing

surfers nekat

Samudera Hindia dari Bluepoint.
Fotogenic spot

Pantai Suluban tidak cocok bagi Anda yang berekspektasi mendapati pantai berpasir yang luas sebab, karang-karang tajam dan ombak besar mengepung secuil pasir putih yang rasanya akan tenggelam kalau air laut pasang. Terdapat jembatan beton yang menghubungkan antar karang. Rasakan sensasi cipratan ombak di atas jembatan.

Bluepoint, Blue everywhere!
Salah satu yang terbaik di Suluban adalah pemandangan laut dari atas tebing. Nat Geo, CNT, dan majalah-majalah traveling internasional lain sering menampilkan gambar birunya air laut, payung kafe di atas karang, dan para surfer nekat yang terombang-ambing  ganasnya ombak Samudra Hindia. Cadas!
Where:

Pantai ini terletak di Desa Pecatu Kecamatan Kuta Selatan sekitar 20 km dari Bandara Ngurah Rai. 1 km dari Pura Luhur Uluwatu.

How to get there:

Sebelum membayar tiket masuk pura luhur, ambil jalan menanjak ke kanan. Sekitar 400m ada pertigaan ambil arah kiri yang akan menuju Pantai Suluban. Sesampai tempat parkir, turuni anak tangga sekitar 100 m. Capek sih, tapi mendadak malu kalau melihat turis cewek yang dengan semangatnya turun sambil membawa papan selancar yang gede.

Kalau ke Bluepoint, dari pertigaan tadi ambil kanan. Sekitar 500 meter ada pertigaan, ambil kea rah kiri ke resor Bluepoint. Jalan kaki saja ke pinggir-pinggir tebing. Bagi yang punya budget berlebih, boleh lah pesan makan sambil menikmati birunya pantai.

How much:

Tidak ada tiket masuk, hanya parkir motor IDR 2.000 di Pantai Suluban, IDR 5.000 untuk mobil. Di Bluepoint, parkir motor IDR 3.000.

Notice:

 2 alasan kenapa
saya tidak menganjurkan
berenang di sini
~pakai sunblock, topi, dan kacamata hitam adalah ide bagus. Seringkali, Bali selatan terlalu panas bagi turis domestic. FYI, badan kami belang semua dengan pola bentuk baju.

~bawa celana pendek selama di Suluban, frekuensi cipratan airnya besar.

~tidak dianjurkan untuk renang di Suluban. Ganasnya ombak dan tajamnya karang adalah kombinasi “pembunuh” yang indah.







you might also like:

Bali Travel Guidance: Pura Luhur Uluwatu

You have to read my previous post about my first experience backpacking to Uluwatu. Then you will see the challenge and a lot of advice before wandering in South Bali (Peninsula).
beautifull India ocean from Uluwatu

What is Uluwatu:

“This temple is one of several important temples to the spirits of the sea along the south coast of Bali. It’s one of the seafront temples beside Tanah Lot, Rambut Siwi, and Pura Sakenan. The temple is perched precipitously on the southwestern tip of peninsula, atop cliffs that drop straight into the pounding surf” (lonely planet page 132).

“For the Balinese, Pura Tanah Lot is one of the most important and venerated sea temples. Like Pura Luhur Uluwatu, at the tip of the southern Bukit Peninsula, and Pura Rambut Siwi to the west. Its said that each of the ‘sea temples’ was intended to be within sight of the next, so they formed a chain along Bali’s southwestern coast-from Pura Tanah Lot you can usually see the cliffs top site of Pura Uluwatu far to the south, and the long sweep of sea shore west to Perancak, near Negara” (lonely planet page 272).

How to get there:

The best way to travel in Bali is by rent a motorcycle/ car. Personally I’d like to choose motorcycle better than car because Bali has been more crowded in managing the population of vehicles. Beware traffic jam during 5 p.m. in By Pass Ngurah Rai near the airport. Better come back to your cottage before or after that time.

From Airport, go to intersection By Pass Ngurah Rai. Turn right and go ahead until 2 traffic lights. In the third traffic light, turn right to Udayana University, Mc D and KFC is the best sign to remind. Sloops and hills are available for you that need a mountain bike challenge.

A lot of sign board in every intersection until you come to Pecatu village. 

How much:

April 2013, IDR 3.000 for motorcycle parking fee. IDR 15.000 (domestic) and IDR 30.000 (foreign) for entrance ticket.

Bufallo,
green vegetation in Uluwatu

my travelling mate


sunset theatre


seashore

the cliffs
Best time:

All year is good time to visit. Weekend will be noisier. Indonesia has 2 seasons. In rain season (October-March) Uluwatu temple covered by green vegetation and contrast in dry season, molted leaves are dominating. Uluwatu’s sunset is one of the best in Bali. A wonderfull Kecak dance with sunset setting is held in the temple theatre which is charge more Rupiahs for you who interested with.  

inner small temple
Notice:

~only Hindu worshippers can enter the inner small temple. Visitors should use sheath which is available free.
~there are a lot of wild monkey inside. Sunglasses, camera, necklace, hand bag, or hats aren’t safe. Take care your luggage from monkey reach and hold it tightly. If something happens, please call nearest “pecalang” to grab your luggage back from monkey. It’s free.

Wednesday 1 May 2013

(Diklat) Denpasar Dalam Lagu Perjuangan

Penerbangan Juanda-Ngurah Rai hanya ditempuh dalam kurun waktu kurang lebih  45 menit. Singkat sekali, bahkan Saya belum sempat mengantuk.

Berbekal sebuah alamat “Balai Diklat Industri, Jalan Wanasegara, Kuta” kami memilih naik taksi untuk faktor keamanan mengingat tak ada satupun dari kami yang tahu dimana lokasi tersebut. Tak tahunya, hanya 10 menit dari bandara. IDR 50rb pun melayang sia-sia.

Registrasi diklat baru pukul 17 WITA tapi pukul 9 WIB (alamak, jam HP saya tidak berubah otomatis!) kami sudah sampai. Jadi, kami putuskan untuk jalan-jalan. Kabarnya lokasi ini dekat pantai Kuta (logis kan ya, alamatnya saja di Kuta). Nyatanya, kami masih harus jalan kaki menyusuri pantai yang kelewat panas tak kurang dari 1,5 km. Belum mulai pendidikannya tapi kaki sudah linu semua, badan pun belang membentuk kaos.  

Pekan pertama diklat, dan mulailah romantisme menyebar di masing-masing peleton/ kelas baik dengan lawan jenis ataupun sesama jenis (sebagian besar bercanda, percayalah). 

Mendadak Atambua dan Kepala Balai menjadi sangat populer. Menyusul kemudian Quick Count, Gulat, Om Fendi, dan Udin mewarnai hari-hari kelas, yang jujur saja, tanpa itu semua pasti sangat membosankan.

Tiada yang lebih dinanti daripada pesiar di hari minggu. Tiap orang meluncur sendiri-sendiri  dengan rencana di kepala masing-masing. Sampai habis pesiar minggu kedua dan kami baru menyadari bahwa pekan depan ini adalah pekan ujian. Artinya, setelah ujian kami harus berpisah, kembali ke rutinitas kerja yang- ehem- begitulah.

Senang berkenalan dengan kalian. Sukses dan Sampai jumpa dalam diklat lain yang lebih menyenangkan!


Kuta Beach wolcomes us!
BDI

pesiar-pesiar! uluwatu.

padang-padang

kebalik bro! biarin. ini nih peleton satu

salah satu diskusi. apapun diskusinya,
hasilnya mesti gambar the simpson kalo sama Komang

kegantengan meningkat 12,37% kalau pakai hitam putih berdasi

nanang, didi, gian (trio macan, bener kan Nang?)

(yg diangkat) Kepala Balai, Bejita, Sarung Tinju, Pantat Bayi, ah banyak kali 

setelah ujian hari kedua, muka good governance semua!

Om Fendi (paling kanan). Sejauh ini belum menjatuhkan pilihan
entah ke Radit, Dewa, Wiria, Afan, Nanang, atau Komang
Lagu-lagu perjuangan:
Oiya, berikut ini beberapa lagu yang harus dinyanyikan saat lari pagi sebelum subuh. Liriknya mantap  (baca: galau, pas buat saya, haha).

IKAN SEMBILANG 

Ikan Sembilang, Ikan Sembilang dipotong-potong, huh hu ha!
Tujuh Lapangan, Tujuh Lapangan diparang-parang, huh hu ha!
Jikalau Nona, Jikalau Nona hati kecewa, huh hu ha!
Bungkus Pakaian, Bungkus Pakaian loncat jendela, huh hu ha!

Hey Nona, beta dengar kau mau pulang, ya pulang aja
emang gue pikirin!
Hey Nona, beta dengar kau mau kawin, ya kawin aja
gue cari yang lain!

Kalaulah begitu, kalaulah begitu,
kembalikan baju biru kebanggaanku, huh hu ha!

PAK GENDUT

Pak Gendut ikut prajabatan
Pak Gendut ikut prajabatan
Lari pagi tiap hari, jalan jongkok setengah mati
Pak Gendut, Kurus lagi
Pak Gendut, sekarang kurus
Pak Gendut, sekarang kurus
Makan bakmi tiap pagi, makan bakso sore hari
Pak Gendut, Gemuk lagi

GADIS AYU

Hey kamu, memang gadis ayu, sayang
Mengapa dulu, kau bilang I Love You kepadaku
Tapi sekarang, kau diam membisu, sayang
Setelah tahu apa profesiku (isi terserah, misal “tukang sapu”)
Tega nian, kau tinggalkan aku, sayang
Setelah dapat, gebetan yang baru
Memang uang, punya peranan penting sayang
Hingga cintaku, kau buat mainan
Hey hey hey hey hey hey, hey gadis jaman sekarang
Rata-rata, mata duitan!
Hey hey hey hey hey hey, hey gadis jaman sekarang
Rata-rata, salah pergaulan!

CITA-CITAKU

Dulu, aku bercita-cita menjadi, seorang pegawai Negeri
berdiri, tegak gagah perkasa, tunaikan, tugas yang mulia

Kini aku sedang ditempa
Dalam diklat perajabatan
Lupa kawan lupa saudara
Lupakan saja semuanya
Saya tahan sakit-sakit sampai masuk rumah sakit
Saya tahan menderita siang malam ku ditempa
Kalau diriku ditempa hatiku selalu gembira
Gembira-gembira selamanya

Bergembira, senantiasa
Selalu gembira
Lupakan lah rasa susah
Sejauh-jauhnya (Jauh-jauh)
Rasa sedih, rasa susah
Tak ada gunanya
Berlatih dengan gembira
Siswa bermental baja

SAYA TUNGGU ENGKAU

Saya Tunggu Engkau, Saya Tunggu Engkau
Rupanya Engkau forget to me
Saya Tunggu Engkau, Saya Tunggu Engkau
Rupanya Engkau forget to me

Rambateratahayu tarik tambang, hey hey
Di sini aku jadi tambah senang

Andai aku burung, aku akan terbang, satu minggu lagi pendidikan usai!
Bangun pagi-pagi menuju lapangan diklat
Untuk mengikuti latian perajabatan
Tak tahan rasanya ingin segera pulang
Pendidikan belum usai

Mau makan jalan jongkok, habis makan lompat kodok
Dicaci dimaki dan dibentak-bentak
Wahai pelatihku betapa kejam dirimu
Wahai pelatihku betapa jeli matamu
Andai engkau tahu apa isi hatiku
Kucinta padamu
Kusayang padamu
Kubilang I Love You

MINGGIR DONG!

Minggir Dong, Minggir Dong, Minggir Dong
Siswa Prajabatan mau lewat
Jangan di tengah-tengah nanti terinjak-injak
Minggir Dong, Minggir Dong, Minggir Dong
Mau marah, silahkan
Mau dongkol, silahkan
Asal jangan kau putuskan cintaku!
Aku sabar menunggu, sampai hilang marahmu,
Minggu pagi, aku apel ke rumahmu…

*) mohon koreksinya, masalahnya, lagunya tidak dicatat, hanya didengar dan diingat.