Sunday 31 July 2011

5 Tips Mencegah Nggak Mood Menulis





Banyak orang tidak produktif menghasilkan tulisan. Banyak orang tidak ajeg menulis. Banyak yang memberi alasan: “Menulis apa?” Alias tak punya stok atau bahan yang bisa dirangkai menjadi sebuah tulisan. Kalau tidak demikian, “Ah, aku sedang nggak ada mood menulis.” Dan inilah yang akan kita bicarakan kali ini.
Mood menurut kamus Oxford adalah “the way you are feeling at a particular time”. Suasana hati atau jiwa pada suatu saat. Karena itu, mood bisa (sedang) baik (good mood) dan bisa (sedang) buruk (bad mood), tergantung banyak hal.
Tetapi yang menarik, karena mood adalah suasana hati, berarti good mood sebenarnya bisa dikondisikan dan bad mood bisa dicegah. Tetapi justru yang banyak terjadi adalah kita membiarkan good atau bad mood itu menimpa pada diri kita dan kita hanya pasrah jiwa raga.
Bagaimana cara mengatasi situasi ‘nggak mood’ sehingga kita bisa setiap saat menulis dengan mood yang (selalu) baik? Beberapa tips atau kiat berdasar pengalaman di bawah ini mungkin bisa dicoba.
  1. Jangan pernah kehabisan stok bahan untuk ditulis. Mungkin Kita tertawa membaca kiat saya ini. Tetapi coba bayangkan, dengan selalu memiliki bahan, maka dorongan untuk menulis itu sering tak pernah surut. Gelas kalau terus diisi air akan terpaksa tumpah juga. Pikiran kalau dipenuhi dengan gagasan-gagasan dan bahan-bahan, tentu akan ambrol juga; dalam bentuk pembicaraan atau tulisan.
  2. Tetapkan target bagi diri sendiri untuk menulis. Saya harus menulis satu halaman tiap hari, apa saja. Atau lebih konkrit, 1 jam sebelum mandi pagi, tiap hari, saya harus menulis. Saya ada cerita menarik dari seorang Langit Kresna Hariadi, penulis sekuel Gajah Mada yang ngedab-edabi (menakjubkan [jawa]) itu tentang hal ini. Pada kesempatan lain akan saya sampaikan kiatnya dalam menulis. Sebagai pembuka, tahukah Kita bahwa ia menargetkan tiap hari menulis 20 lembar?
  3. Buatlah atau ikutilah jejaring teman-teman yang sama-sama suka menulis. Dengan begitu, Kita bisa saling menyemangati untuk menulis. Kita bisa ikut komunitas kepenulisan seperti Forum Lingkar Pena (FLP) di berbagai kota di seluruh Indonesia, bahkan ada perwakilannya di berbagai kota seluruh dunia; baik hanya melalui milisnya ataupun bergabung di kegiatan mingguannya. Kita bisa gabung juga di komunitas blogger yang sangat banyak sesuai dengan minat Kita. Contohnya di: Indonesia Moslem Blogger (IMB), Tangan di Atas (TDA), dsb.
  4. Upayakan punya ‘embrio’ tulisan lebih dari satu judul setiap saat. Dengan demikian, ketika sedang tidak mood pada satu tulisan — mungkin karena kehabisan bahan atau mentok, maka Kita masih memiliki ‘jabang bayi’ tulisan yang lain, yang membuat Kita bisa beralih dan kembali mood menulis. Teknik ini dijalani oleh hampir semua penulis. Afifah Afra Amatullah pernah menulis 4 novel sekaligus dan terbit keempatnya secara berbarengan. Saya tidak yakin ia menuliskan keempatnya satu demi satu. Pasti paralel.
  5. Milikilah sebuah blog. Maksud saya, jadilah seorang blogger. Agar blog kita ngetrend bin keren, kita dituntut untuk aktif memposting tulisan baru di blog kita. Selain itu, jika kita rada nggak mood menulis, kita bisa mempercantik blog kita — sebagai selingan — dengan berbagai asesoris, misalnya: shoutbox, jam, polling, flickr, kalender, dsb. Setelah itu, kita bisa menulis lagi. Kita bisa juga ikut google adsense untuk menambah pundi dollar kita, yang ini menjadi pendorong agar kita tidak pernah tidak mood menulis. Bagaimanapun, fulus masih menjadi salah satu pendorong yang tak tertandingi, termasuk dalam hal menulis.
Kita pasti memiliki tips yang lain untuk menjaga agar tetap (good) mood menulis. Tetapi, muara dari semuanya ini berpulang pada niat. Kalau niat kita kuat, maka ‘nggak mood’ itu Insya Allah tidak pernah datang. Ya, nggak, sih?
 [Sumber: http://iwriter.bahtiarhs.net/2009/04/5-tips-mencega-nggak-mood-menulis/]

Tips dari Ernest Hemingway



Hanya satu manusia dimuka bumi yang memperoleh nobel sastra setiap tahunnya. Pada tahun 1954, manusia itu bernama Ernest Miller Hemingway (1899-1961). Atas mutu karya-karyanya, Erza Pound lalu menjulukinya sebagai ‘Penulis prosa dengan gaya terbaik di dunia’. Secara khusus, Hemingway adalah peletak standar fiksi Amerika, dan secara umum sukses meninggalkan pengaruh luar biasa bagi fiksi dunia.
Apa rahasia di balik pencapaian sukses Hemingway ?
Jawabnya, kesederhanaan!

Menulis Sederhana

Sederhana itu jenius. Lihatlah produk-produk teknologi penemuan manusia. Semuanya diciptakan untuk menyederhanakan persoalan dan mengeluarkan manusia dari kerumitan hidup. Lalu apa sebutan bagi para penemu itu ? Jenius, tentu saja. Hal yang sama berlaku bagi produk kerajinan kata-kata. 
Sekarang ini termasuk langka menemukan kesederhanaan dalam fiksi pendek di tanah air. Karya baru dan penulis baru boleh lahir tiap hari. Namun lagi-lagi menyuguhi pembaca dengan cerpen penuh ornamen dan kalimat berbunga-bunga (salah satunya adalah saya).
Kita tahu cerpen bukan puisi, tapi kalimat puitis kerap tampil di sekujur tulisan.  Cerpen sejatinya prosa naratif fiktif. Kata prosa sendiri berakar dari bahasa latin ‘prosa’, yang artinya ‘terus terang’.
Saya menemukan banyak karya berfokus pada keindahan kalimat. Alih-alih pada cerita dan pada pesan yang hendak disampaikan. Kalimat yang seyogyanya hanya media bercerita berbalik memegang kendali. Parade pilihan kata (diksi) merajai tulisan, meski bukan itu tujuan utama menulis cerpen. Kalimat melupakan tugasnya sebagai penyampai pesan. Pesan yang seharusnya jelas ke tangan pembaca pun berubah rumit dan bias.

Tiga Rahasia Menulis Fiksi Hemingway

Ernest ‘Papa’ Hemingway sedari awal melawan ‘gaya rumit’ penulis abad ke-19. Papa berfokus pada cerita (pesan yang ingin disampaikan) dan menghindari kebingungan pembaca. Kalimat yang tidak berkontribusi penting dianggap ‘kotoran’. Harus dibuang. Papa memilih kata lugas yang lansung menuju ke titik sasaran. Anda masih ingat dengan novel 6 kata : For Sale; babys shoes. Never worn.
Lalu bagaimana cara Hemingway menyederhanakan tulisan ?

1. Kalimat Singkat

Penulis yang baik berusaha memudahkan pembaca menangkap pesan cerita. Untuk itu Hemingway menyarankan memakai kalimat-kalimat pendek. Kalimat panjang berarti anda memakai tanda koma terlalu banyak.
Kalimat pendek rata-rata berjumlah 10 kata atau kurang  Pangkas kata sifat dan kata keterangan yang tidak ekonomis. Biasakan memilih kata ‘dan’ ketimbang tanda ‘koma’. Contoh sederhana kalimat pendek umumnya berpola S-P-O.
Mengapa kalimat pendek ?
Otak manusia punya keterbatasan dalam mencerna kalimat panjang dan lebih mudah menyerap informasi dalam bentuk kalimat pendek. Kalimat majemuk menunjukkan kesulitan penulis merumuskan gagasannya. Pembaca tidak peduli seberapa kaya kosa kata anda. Pembaca akan berhenti bila merasa tidak bisa terhubung dengan cerpen anda.

2. Paragraf Pendek

Idealnya tiap paragraf hanya berisi satu ide pokok. Cara ini membantu pembaca mencerna informasi. Otak manusia menerima informasi yang lebih baik ketika itu dipecah menjadi potongan kecil.
Paragraf pendek tercipta dengan sendirinya bila kita menulis dengan jelas dan mudah dimengerti. Paragraf panjang tercipta bila penulis tergoda untuk menunjukkan kepada pembaca, betapa luas pengetahuan yang dimilikinya.
Fiksi-fiksi Papa terlihat memotong dengan cepat dari satu adegan ke adegan yang lain (sinematik). Ini membuat deskripsi dan narasi minim jatah dalam karya fiksi Hemingway. Papa menghindar memberitahu segala hal yang dia tahu kepada pembaca. Papa memberi tahu kurang dari yang sebenarnya dia tahu. Secara khusus, Papa menggambarkan teknik ini dalam teori ‘gunung es’;
1/8 fakta-fakta keras melayang di atas air. Sementara 7/8 bagian cerita berupa struktur pendukung, lengkap dengan simbolisme, berada jauh di kedalaman.
Papa pada dasarnya menceritakan apa yang tokoh-tokohnya lakukan (adegan) dan katakan (dialog). Bukan apa yang mereka pikir dan rasakan. Dengan kata lain, Papa memberitahu pembaca tanpa benar-benar memberi tahu mereka  Show don’t tell!

3. Kalimat Positif

Kalimat positif mudah dicerna. Pada dasarnya itu adalah cara mengatakan tentang sesuatu secara lansung daripada memilih mengatakannya dengan cara berlawanan. Contohnya :
Kalimat positif : Pedagang K5 menolak rencana penggusuran.
Kalimat negatif : Pedagang K5 tidak menerima rencana penggusuran.
Kalimat positif terasa lebih ringan dan memudahkan pembaca memahami ide-ide yang direpresentasikan.
Teknik menulis Hemingway bukan konvensi dalam dunia fiksi. Sebagai varian seni (bahasa), penilaian atas karya fiksi semata soal selera. Jadi, pelajari tekniknya dan sesuaikan dengan ‘suara’ anda sendiri. Menurut anda ?

Penulis: Rusdianto

*sumber: http://indonovel.com/3-tips-menulis-fiksi-pendek-rahasia-dibalik-nobel-hemingway/

Thursday 28 July 2011

In Memoriam (28 Juli 2007-28 Juli 2011)

Erwin Ardianto, 26 Januari 1990-28 Juli 2007

Dia ke mushola bersamaku,
Dia les bersamaku,
Dia naik angkot (hampir selalu) bersamaku,
Dia sebangku denganku ,
Dia selalu mengikuti menu pesananku,
Motorku baru berwarna oranye, dia pun juga,
Kacamataku baru, seminggu kemudian ia juga,


Kupikir, kami tidak mirip,
tapi guru kami, penjual mi ayam depan sekolah kami, penjual mi ayam depan sekolah tetangga, dan penjual mi ayam yang jauh di sana pun selalu bertanya "kembar ya?"

Aku tidak menangis seperti sebagian besar teman hari itu,
Aku juga tidak pingsan seperti beberapa yang lainnya.
Aku tak tahu harus melakukan apa.

Sebulan setelah kepergianmu, wali kelas kita berkata kalau beliau memang sengaja selalu meletakkan kita di kelas yang sama, karena beliau tak yakin apakah kita bisa dipisah.

Tentu saja Alloh bisa...

Semoga kita kembali bersama-sama ke tempat dimana kita semua berasal.

PS: sekarang ibu bapakmu menganggapku sebagai putranya dan aku tak pernah melewatkan ke rumahmu kalau libur pulang kampung selama 4 tahun ini.

Wednesday 27 July 2011

Utopia


Reuni @NYC 2020! percaya!! bisa!!


Berhenti di tengah padang,
Tak ada jejak, tak ada marka, tak ada siapapun.

Aku menengok ke belakang,
Pasir.
Depan,
Pasir.
Kupastikan kanan dan kiriku juga.
Pasir.

Ku mengeluh,
Dan matahari yang jauh di sana mendekat.

Ku mengaduh,
Dan sekumpulan unta terbang.
Mengejek, membawa debu
Menusuk,
Retinaku.

Lalu ku merintih, pada tuhanku, pada pemilik jiwaku.
Awan tebal bergelung-gelung menghampiri.

Segala puji bagiMu.
Dan angin gurun membawa debu-debu
Pergi.

Aku pun tersenyum,
Karena sekarang retinaku melihat oase
Di ujung sana.
Di balik utopis itu.

Sunday 24 July 2011

Wisuda Saya :)


IU, Urbana Champagne
Wisuda adalah suatu proses pelantikan kelulusan mahasiswa yang telah menempuh masa belajar pada suatu universitas. Biasanya prosesi wisuda diawali dengan prosesi masuknya rektor dan para pembantu rektor dengan dekan-dekannya guna mewisuda para calon wisudawan. Biasanya setelah acara selesai dilakukan acara foto-foto bersama dengan orang tua, teman-teman serta suami/istri dari wisudawan/wisudawati atau dengan pasangan wisudawan/wisudawati. Dilakukan biasanya setiap akhir semester dalam kalender akademik baik semester genap maupun semester gasal (ganjil). Pada wisuda biasanya memakai pakaian yang ditentukan, pakaian pria menggunakan hem putih dan celana hitam bersepatu hitam, pakaian wanita menggunakan kebaya tradisional tipis dengan kain jarik, tapi secara umum menggunakan baju toga. (Wikipedia Indonesia)

Alhamdulillah, akhirnya momen tersebut sudah sangat dekat bagi saya dan teman-teman d3 STAN 2008 setelah menjalani hampir 3 tahun perkuliahan dan ujian belasan kali.

Selebrasi itu begitu penting bagi setiap orang karena wisuda adalah sebuah symbol penuh suka cita dan haru biru layaknya hari kemenangan seusai berpuasa yang sangat lama. Saking pentingnya, banyak orang yang sudah meributkannya jauh hari sebelumnya, bahkan saya menulis postingan ini padahal masih tersisa 2 ujian lagi, UAS semester terakhir dan Ujian Komprehensif Spesialisasi. Tentu kedua ujian tersebut lebih penting bagi saya, tapi, saya sudah menjalani 11 ujian lainnya (12 termasuk Ujian Saringan Masuk STAN), jadi UAS dan UKS rasanya biasa saja. Ala bisa karena biasa.

Namun, insyaAllah saya positif tidak akan ikut wisuda kali ini.

Tadi pagi sudah telfon Ibu dan beliau menyetujui rencana saya. Tidak, bukan melalui percakapan yang destruktif, tapi malah sangat membangun dan menyemangati.

Dengan nada suara agak bergetar Ibu berkata, “nek tasik diparingi umur panjang, ibuk nderek wisuda s2 mu ae” (kalau Ibu masih diberi umur panjang, Ibu datang wisuda s2 mu saja).

Sebetulnya kenapa sih?

Ya, salah satu alasannya adalah biaya. Sejak dulu, saya adalah anak yang cukup mandiri bagi orang tua saya. Tepatnya, sejak SMP saya tidak pernah minta uang jajan lagi. Bahkan saat SMA, saya sudah bisa menabung dan membeli semua buku, alat tulis, baju, dan keperluan lainnya sediri.

Saat masuk STAN, saya pikir, Alhamdulillah, Ibu saya tak perlu mengeluarkan lebih banyak biaya lagi untuk kuliah. Apalagi nanti setelah lulus. Tapi nyatanya, malah saat kuliah, saya tidak berpenghasilan dan tiap semester harus bergantung pada kiriman. Menyedihkan sekali padahal saya sudah semakin dewasa.

Beberapa hari yang lalu, saya sempat berbicara dengan senior d4 saya. Beliau mengatakan kalau, saat magang nanti, kita akan digaji Rp800.000,00/bulan tapi itu tidak dibayar setiap bulan melainkan dirapel di akhir. Ha?? Makan apa saya selama magang? Bukannya Ibu nggak mau bantu saya sih… Namun, sampai kapan saya merepotkan beliau yang sudah jadi single fighter sejak 19 tahun lalu? (catatan: saya, 20 tahun). Hampir sepanjang hidup saya terus merepotkannya. Ya, sudah saatnya. Inilah waktunya saya memutuskan dan sedikit mengorbankan diri dengan tidak ikut wisuda yang mahal itu. Tidak hanya biaya wisudanya saja yang mahal, tetapi akomodasi dan transportasi (pesawat) yang juga mahal.

Berbeda ketika s2 nanti, insyaAllah saya sudah berpenghasilan (baik dari beasiswa ataupun kerja di luar negeri nanti (Aamiin)) jadi, bisa dengan mudah belikan tiket untuk keluarga buat mendatangi wisuda saya kelak, insyaAllah. Semangat sekali saya dengan s2 ini. Apalagi saya sudah punya janji dengan sahabat saya tingkat II untuk kuliah dan reuni di New York sana. Ia di Harvard, dan saya di Illinois.

  
Part of Illinois University at Urbana Champagne

Sudah out of track. Akhiri saja. Hehe.

Selamat merencanakan wisuda teman-teman… Semangat!! Semoga bermanfaat dan punya lebih dari sekedar alasan, “ingin punya foto pakai toga”.  









Catatan: nanti tag saya foto2 kalian ya… :)


Wednesday 20 July 2011

Sunflower


tiap bunga matahari tak berbau wangi


Jangan mencari bunga yang sempurna,
Jangan
Karena tiap mawar punya duri,
Tiap anggrek hidup di atas pohon yang tinggi,

Jangan mencari hari yang sempurna,
Karena tak ada yang tahu mendung itu akan luruh sekarang
Atau esok hari
Karena tak kutahu,
Kapan tuhanku merindukanku.

Setiap bunga, indah
Setiap hari, indah
Mereka hanya butuh dirimu untuk menggenapinya
jadi sempurna.





Sunday 17 July 2011

MARS STAN (& History Behind)

Masih ingat Lagu Mars STAN, yang selalu dinyanyikan pada saat Masa Pengenalan Kampus dan Wisuda? Sedih sekali saya kalau jawabannya tidak... Walau belum tentu hafal syairnya tapi Kita tentu masih ingat beberapa bait-baitnya. Tahukah Anda kalau lagu Mars STAN itu ternyata di tulis oleh Mahasiswa STAN sendiri? Tahukah Anda kalau lagu yang telah dinyanyikan ribuan mahasiswa STAN sejak tahun 1979 itu ternyata punya kisah sendiri pada saat diciptakan?

MARS STAN

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
Pandai menempa cita baja
Bagai lautan kami maju bersatu
Demi keuangan negara

Reff:
Kami mahasiswa pengabdi bangsa
Dengan pancasila
Berdiri paling muka
Untuk Indonesia tercinta

Tak mampu badai
Tak jua halilintar
Menggoyah citra kampus kita
Oh indonesia inilah lengan kami
Siap membela demi bangsa

back to Reff 

Download? Silakan di sini

Story Behind the Song:
Setelah lebih 25 tahun Mars STAN dinyanyikan beribu-ribu mahasiswa Stan
(minimal saat Posma dan Wisuda), ternyata setelah direnung, dapat membangkitkan
kenangan indah, terutama pada masa masa kuliah di STAN.

Lagu Mars STAN di tulis oleh seorang mahasiswa STAN dengan bakat seni yang luar biasa, Tubagus Djodi. Saat ini wajahnya sering muncul di salah satu sinetron di salah satu TV Swasta. 

Berikut ini Tubagus Jodi menceritakan kisah penciptaan lagu Mas STAN “
“ Mungkin Mars ini enggak akan ada kalau Kita enggak kepepet acara penerimaan mahasiswa baru dan saat itu yang ada cuma Hymne IIK. Pak Sembiring (alm) – Direktur STAN mendesak  bahwa kita harus punya Mars tersendiri”

“Dengan dibantu “grenggengan petikan gitar Oom Agus Sutiasmo saat itu ditangga gedung H depan Ruang Senat, yang saat itu aku teringat bahwa malamnya baru nonton TVRI tentang Kamera Ria, sehingga kita hampir terjebak pada intonasi Mars ABRI di Kamera Ria TVRI…”

“Untung kita lawan dengan intonasi imajinasi ‘Genderang UI’ yang mengimbangi
arransemnet Mars STAN, dan untungnya kok Oom Agus pagi itu masih bawa Gitar
sambil menunjukkan kebolehannya sebagai arranger andal”

“Dan Mars ini makin sempurna saat dipertontonkan pada Acara Wisuda 1980
setelah kita minta tolong sama Korps Musik Mabes Polri untuk dibuatkan
lengkap partiturnya (kalo enggak salah Oom Najib yang nganterin aku ke
Bagian Korps Musk POLRI di pojokan jalan Aditiawarman, karena kita juga pake
Korps musik yang lengkap dengan “terompet keong raksasanya” ini untuk Acara
Wisuda IIK-STAN 1980 di Balai Sidang Senayan)…”

“Aku  teringat bagaimana malam dinihari di tahun 1979-an Aku tulis syair untuk Mars itu ditemani dinginnya malam, sambil bercita-cita memimpikan Indonesia yang dipimpin rekan2 yang pernah duduk dibangku yang sama dengan yang saya duduki di Kampus…
Disarikan dari Obrolan Beberapa ALumni STAN :
Tubagus Djodi, Agus Sutiasmo, Najib Azmie

di milis alumni pendidikan tinggi kedinasan depkeu
( http://ikaptkdk.com )

Friday 15 July 2011

Rangking 3

Langsung aje gw tulis, daripada gw kebawa mimpi gak bisa tidur ntar malem…

Kemaren, malem-malem habis mentoring, (untung masih melek, setelah seharian penuh dari pagi mbolang ke blok m), ada sms dari si dp. Dia ngajakin kami ikutan kuis “Ranking 1” yang biasanya tayang saat jam sekolah di trans tv. Tumben… pikir gw. Biasanya ikutan kuis kayak gini daftarnya kan lama banget, kok ini tiba-tiba diajakin langsung besok paginya berangkat. Okelah, meski tanpa persiapan, itung-itung pengalaman.

What? Tanpa persiapan? Gila aja, gw gak mau merusak nama buruk almamater gw dengan menjadi peserta pertama yang keluar di pertanyaan pertama ya… Akhirnya, berbekal dengan sekali dua kali nonton kuis tersebut, gw berusaha mengingat-ingat soal-soal macam apa yang biasanya recurring (berulang; udah-kayak-usm-stan-aja!). Ya, gw tau! Soal-soal RPUL (rangkuman pengetahuan umum lengkap, banget) lah yang paling sering muncul. The bad one is, I don’t have that book again. Parahnya, gw gak begitu yakin juga dengan otak dan kemampuan gw yang telah terdegradasi akhir-akhir ini.

Ok, mari kita mengetes sedikit, (kebetulan di dinding kamar gw ada whiteboard yang bergambar peta Indonesia), apa ibukota Sulbar? Mamuju! Yes, gw rasa, gw bener. Sejak tragedy adam air 5 tahun silam yang hilang di perairan mamuju, kota ini jadi terkenal. Ibukota Maluku Utara? Err, ambon yak? Eh, itu mah Maluku (doang, gak pake utara!). Ternate? Tidore? Halmahera? Dili? Adeuh, itu mah Krisdayanti. Setting: gw mulai panic sambil ketuk whiteboard. Masa soal segampang ini gw kaga bisa… Belum kalau soal2 tempat wisata, bandara internasional, tokoh2 nasional, gw mana tau??? Udah lupa geng!

Sebelum gw mulai menyalahkan memori ikan koi otak gw, guru IPS gw, temen-temen SMA gw, dan temen-temen kuliah gw, mulailah gw cari alternative untuk memecahkan masalah ini. Rak buku gw obrak-abrik. Isinya cuma buku kuliah, MSS smart accounting, novel, buku motivasi, dan fotokopian immsi. What a perfect?! (#%^*!$^?>.<)

Hirup nafas… Hembuskan… (waktu: pukul 22.30)

Di tengah kehampaan ini, gw melirik seonggok benda putih yang nempel di laptop gw. Modem!!!

MODEM!!! *Gw ulang lagi biar efeknya lebih dramatis.

Iya, modem! Padahal dari tadi gw nge-chat di YM ama FB tapi kok nggak sadar2 ya? Fiuh, oke deh. Better late than never.

Sip, dengan membabi buta gw nyari info-info ibukota provinsi di Indonesia, mata uang dunia, bendera negara2, ibukota negara2, bandara Internasional di Indonesia dan dunia, dsb. Jadi berasa muda lagi deh belajar kayak ginian. At least, gw nostalgia masa-masa menjelang USM STAN dulu yang doyan banget ngumpulin Koran dan nyatet semua informasi penting yang sekiranya muncul satu atau dua nomer di soal USM.

Di tengah2 asik berseluncur itulah, temen gw malah ngajak chat nanya-nanya mulu. Udah mata agak sepet sepagian gak berenti muter2 basement blok M, materi masih banyak, eh nanya mulu. Gw jawab lah dengan ketus. “nanya mulu eh?!!!!” (hehe, untuk ybs, sori2, kemaren gw lagi kalap).

Pagi harinya jam 10, gw berangkat dan memakai dresscode merah yang gw pinjem dari temen sekosan.

Jeng-jeng, jam 14 (selalu telatnya nggak itungan..) baru dimulai kuisnya. Pesertanya ada 4 golongan. Yang pertama, Alumni SMA 13 Jakarta Utara, Himpunan Mahasiswa Japanologi UI, Klub Hangout, dan STAN.

Bener aja, soal pertamanya tentang geografi. Fiuh, untung…  

1>> Apa nama pulau yang terletak di tengah danau toba?
**** 18 STAN’s army utuh.. Rontok beberapa dari tim lain yang ngejawab pulau Seribu, pulau Jawa, pulau Tidung (#lhoh?)

2>> Siapa pengetik naskah proklamasi?
**** Sayuti Melik lah… lagi-lagi STAN’s army utuh. Kami mulai berbangga diri. Yaiyalah, kami satu-satunya yang masih lengkap. #sombongdetected-awas-kualat

3>> Tebak kotak?
 **** utuh lagi. Kami mulai berspekulasi bahwa lawan terberat kami adalah teman-teman STAN sendiri. Huahahah. #sombongdetectedpart2-kiamat-sudah-dekat

4>> Tebak  Gambar?
**** lagi-lagi gak ada yang tersisih. Fiuh, mulai melakukan *evilsmirk ke peserta tim lain. #sombongdetectedpart3-kiamat-makin-dekat

5>> praktikum. (gw pikir, ini nih yang bakal merontokkan anak2 STAN yang gak pernah pegang alat2 pratik)
**** eh, masih utuh… Sampai malem nih, anak STAN gak bakal habis. #sombongdetectedpart4-kiamat-di-depan-mata

6>>  praktikum 2. Duh pak guru tarno dan professor Sogi ini, ngegemesin beud deh… (lama baget ngucap mantranya!). tangan udah pegel2 ngangkat papan malah si Ruben ama Sarah godain Lilis aja. Siapa Lilis? Kenapa nanya gw? (nah, kan elo yang nulis? Kasih tau dong geng!) Entahlah, mungkin penunggu studio itu, jangan tanya padaku!
**** sambil lirik2 belakang-belakang, gw seneng karena lagi2 jawaban mahasiswa STAN sama semua. Ini bakal jadi episode yang berat bagi rangking 1 (gw rasa). Tiba-tiba, yak, dibantu yak… Bim salabim jadi apa prok3. Hasyemmmmmmmmmmmmm! Dengan satu tiupan lembut-tapi-menusuk-hati Prof Sogi, tumpahan air menggenangi hati gw, temen-temen gw, dan menguburnya dalem2 ke relung hati yang paling dasar (#apasih?). Intinya (gw malu cerita panjang lebar), semua mahasiswa STAN, sekolah yang disebut2 Helmy Yahya sebagai “The Indonesian Harvard” harus gugur bebarengan. Kompak bener!!! Tapi eits, tunggu dulu, ada sesosok gadis manis-bertudung hitam-bandana merah masih tertinggal. Dialah “IZATI CHOIRINA a.k.a IJONK SPA 913”. Dialah, the one who dare to be extraordinary, the one who has brave heart to think out of the box. And, she’s just amazing. Duta STAN di acara ini dah. Menyaksikan kami tertunduk lesu meninggalkan medan perang bebarengan, benar-benar menyakitkan.

Tinggallah ijonk melawan 5 anak UI. Whaaaa, aku padamu ijonk!

#1. Ngitung. Jika dua kilo mangga adalah Rp25.000,00 berapa 5 kg nya?
**** yaampun, anak UI ada yang salah (ups, personal attack, sori :P)

#2. Apa satuan Internasional untuk tegangan listrik?
**** STAN (represented by Ijonk) left, 2 UI down. Phew...

#3. Apa alat pengukur tekanan darah?
**** STAN and UI left. Alhamdulillah...

#4. Apa nama dewa pendidikan dalam mitos dewa2 hindu budha?
**** jeng-jeng, Ijonk nggak jawab Ganesha. >.<. 2 UI left and goes to final round.
meski kalah, teteup, foto-foto.
(Ki-Ka) Gw, Ijonk, Dp, Ocol, Fika, Amri, Iko, Lapet

Yah, ranking 3 adalah prestasi tertinggi kami… Sedih, marah, kecewa, gundah, galau, tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. :P (sebetulnya, sih biasa aja… emang gw belum pernah sekalipun hoki di kuis2an kayak gini, nggak tahu kalau yang lain).

Pesan moralnya:
1.       Kalah kuis, bisa bikin kadar ke-lebay-an lo meningkat drastis. Selain siap menang, lo juga kudu siap kalah dengan sedia tali raffia, surat wasiat, dan pisau sesampainya di kosan. (lhoh?)
2.       Ekspektasi berlebihan bakal membuatmu kecewa berat kalau kalah. Pikir positif ajalah. Tanamkan mindset kalo mau ikut kuis ke tv, pikirkan bahwa lo hanya mau ngincer nasi kotaknya doang. Jadi, gak bakal nyesek deh kalo kayak gini.
3.       Iza is awesome. Ehehe. Ranking 3 euy.
4.       Rajin pangkal kaya, sombong pangkal kualat.
5.       Waspadalah dengan soal-soal praktikum, waspadai pak guru Tarno dan Prof Sogi.
6.       Bikin strategi dong kalo main… Jangan asal main sendiri2. Toh ntar juga dipake bareng2. LLL
7.       Kalo STAN adalah “harvardnya Indonesia”, maka UI adalah MIT nya.

Yee, sudah ya… Sori kalau banyak kata yang kurang berkenan, gw mau nyuci baju pinjaman yang gw pake tadi..

Segala kesempurnaan hanya milik Allah, segala khilaf ada pada diri manusia (saya). Jazakallah.        
.