Sunday 31 July 2011

5 Tips Mencegah Nggak Mood Menulis





Banyak orang tidak produktif menghasilkan tulisan. Banyak orang tidak ajeg menulis. Banyak yang memberi alasan: “Menulis apa?” Alias tak punya stok atau bahan yang bisa dirangkai menjadi sebuah tulisan. Kalau tidak demikian, “Ah, aku sedang nggak ada mood menulis.” Dan inilah yang akan kita bicarakan kali ini.
Mood menurut kamus Oxford adalah “the way you are feeling at a particular time”. Suasana hati atau jiwa pada suatu saat. Karena itu, mood bisa (sedang) baik (good mood) dan bisa (sedang) buruk (bad mood), tergantung banyak hal.
Tetapi yang menarik, karena mood adalah suasana hati, berarti good mood sebenarnya bisa dikondisikan dan bad mood bisa dicegah. Tetapi justru yang banyak terjadi adalah kita membiarkan good atau bad mood itu menimpa pada diri kita dan kita hanya pasrah jiwa raga.
Bagaimana cara mengatasi situasi ‘nggak mood’ sehingga kita bisa setiap saat menulis dengan mood yang (selalu) baik? Beberapa tips atau kiat berdasar pengalaman di bawah ini mungkin bisa dicoba.
  1. Jangan pernah kehabisan stok bahan untuk ditulis. Mungkin Kita tertawa membaca kiat saya ini. Tetapi coba bayangkan, dengan selalu memiliki bahan, maka dorongan untuk menulis itu sering tak pernah surut. Gelas kalau terus diisi air akan terpaksa tumpah juga. Pikiran kalau dipenuhi dengan gagasan-gagasan dan bahan-bahan, tentu akan ambrol juga; dalam bentuk pembicaraan atau tulisan.
  2. Tetapkan target bagi diri sendiri untuk menulis. Saya harus menulis satu halaman tiap hari, apa saja. Atau lebih konkrit, 1 jam sebelum mandi pagi, tiap hari, saya harus menulis. Saya ada cerita menarik dari seorang Langit Kresna Hariadi, penulis sekuel Gajah Mada yang ngedab-edabi (menakjubkan [jawa]) itu tentang hal ini. Pada kesempatan lain akan saya sampaikan kiatnya dalam menulis. Sebagai pembuka, tahukah Kita bahwa ia menargetkan tiap hari menulis 20 lembar?
  3. Buatlah atau ikutilah jejaring teman-teman yang sama-sama suka menulis. Dengan begitu, Kita bisa saling menyemangati untuk menulis. Kita bisa ikut komunitas kepenulisan seperti Forum Lingkar Pena (FLP) di berbagai kota di seluruh Indonesia, bahkan ada perwakilannya di berbagai kota seluruh dunia; baik hanya melalui milisnya ataupun bergabung di kegiatan mingguannya. Kita bisa gabung juga di komunitas blogger yang sangat banyak sesuai dengan minat Kita. Contohnya di: Indonesia Moslem Blogger (IMB), Tangan di Atas (TDA), dsb.
  4. Upayakan punya ‘embrio’ tulisan lebih dari satu judul setiap saat. Dengan demikian, ketika sedang tidak mood pada satu tulisan — mungkin karena kehabisan bahan atau mentok, maka Kita masih memiliki ‘jabang bayi’ tulisan yang lain, yang membuat Kita bisa beralih dan kembali mood menulis. Teknik ini dijalani oleh hampir semua penulis. Afifah Afra Amatullah pernah menulis 4 novel sekaligus dan terbit keempatnya secara berbarengan. Saya tidak yakin ia menuliskan keempatnya satu demi satu. Pasti paralel.
  5. Milikilah sebuah blog. Maksud saya, jadilah seorang blogger. Agar blog kita ngetrend bin keren, kita dituntut untuk aktif memposting tulisan baru di blog kita. Selain itu, jika kita rada nggak mood menulis, kita bisa mempercantik blog kita — sebagai selingan — dengan berbagai asesoris, misalnya: shoutbox, jam, polling, flickr, kalender, dsb. Setelah itu, kita bisa menulis lagi. Kita bisa juga ikut google adsense untuk menambah pundi dollar kita, yang ini menjadi pendorong agar kita tidak pernah tidak mood menulis. Bagaimanapun, fulus masih menjadi salah satu pendorong yang tak tertandingi, termasuk dalam hal menulis.
Kita pasti memiliki tips yang lain untuk menjaga agar tetap (good) mood menulis. Tetapi, muara dari semuanya ini berpulang pada niat. Kalau niat kita kuat, maka ‘nggak mood’ itu Insya Allah tidak pernah datang. Ya, nggak, sih?
 [Sumber: http://iwriter.bahtiarhs.net/2009/04/5-tips-mencega-nggak-mood-menulis/]

2 comments:

  1. kok rasanya tiba2 jadi sepi ya?? pos yang di FB kemaren tiba2 ngilang juga. apa karena puasa.

    ReplyDelete
  2. biasa ded, hobiku emang nge-pos, trus tak hapus sendiri beberapa menit kemudian.

    ^
    tanda2 kegalauan kawula muda. wkwkw

    ReplyDelete