Selat Bosphorus dari atas jembatan |
Perjalanan saya di Turki tidak
panjang. Bahkan bisa dibilang saya hanya mampir sebentar selama dua hari satu
malam. Oleh karena itu, pihak travel hanya menyusun agenda di sekitar Istanbul
saja. Namun, tetap saja bagi saya, perjalanan singkat itu terasa sangat
berkesan. Salah satu hal yang paling berkesan adalah Bosphorus Cruise. Pemandu
wisata kami menyebutkan bahwa Bosphorus dapat dikatakan sebagai salah satu tempat
paling penting dan bersejarah bagi Turki.
Letak, Kondisi
Bosphorus adalah nama dari
sebuah selat yang menghubungkan Laut Marmara dan Laut Hitam. Selat ini membagi
kota Istanbul menjadi dua dan memisahkan daratan Asia dan Eropa. Sebagai selat
yang strategis, lalu lintas di selat ini cukup sibuk. Terdapat dua bentang
jembatan bernama Jembatan Bosphorus dan Jembatan Sultan Mehmet yang melintang
di atas Selat Bosphorus. Kabarnya masih banyak warga yang sehari-hari memilih
menyeberang kedua sisi benua melalui jalur air dibanding berkendara di atas
jembatan. Mereka perlu melewati selat ini untuk bekerja di pusat-pusat bisnis
yang kebanyakan berlokasi di daratan Eropa. Harga properti dan biaya hidup di
daratan Asia yang lebih murah mendorong banyak penduduk Istanbul dan sekitarnya
lebih memilih bermukim di daratan Asia. Selain itu, memang wilayah Turki di
benua Eropa hanya sekitar 3% dari total luas wilayah negara tersebut.
Sejarah
Selain berperan penting sebagai
penghubung perekonomian, Selat Bosphorus juga menyimpan catatan panjang sejarah.
Salah satunya adalah kisah bagaimana upaya Sultan Muhammad Alfatih merebut
Konstantinopel (nama Istanbul sebelum pendudukan tahun 1453). Sebagai ibukota
Romawi Timur dan pusat perdagangan rempah-rempah serta pintu masuk yang
strategis bagi berbagai kepentingan, dinasti Utsmani merasa penting untuk
merebut Konstantinopel dari Romawi Timur.
Berbagai upaya dilakukan
pasukan dinasti Utsmani di bawah pimpinan Muhammad Alfatih. Pertempuran darat,
laut, dan bawah tanah dilakukan untuk menembus banteng kota Konstantinopel.
Namun benteng tersebut tak kunjung dapat ditembus selama berminggu-minggu.
Satu-satunya jalan paling efektif adalah melalui Selat Bosporus tetapi pasukan
Romawi telah memasang banyak rantai di bawah laut yang menghalau kapal-kapal
memasuki kota. Dari sinilah tercetus ide untuk mengangkat kapal-kapal melalui
daratan, meminyaki kayunya dengan minyak, dan dalam semalam, 70 kapal berhasil
dipindahkan ke Golden Horn (muara sungai yang mengalir menuju selat Bosphorus) untuk
menyerang jantung pertahanan kota. Singkat cerita, Konstantinopel berhasil
ditaklukkan. Peristiwa bersejarah ini juga menjadi awal dari berbagai peristiwa
sejarah lainnya. Salah satunya adalah awal penjelajahan samudera oleh
bangsa-bangsa Eropa yang menjadi babak baru penjajahan panjang di nusantara.
Eropa melakukan penjelajahan lintas samudera karena mereka kehilangan akses
pasar untuk membeli rempah-rempah yang awalnya diperdagangkan di
Konstantinopel. Rempah adalah kebutuhan utama di daratan Eropa untuk
menghangatkan tubuh saat musim dingin. Jadilah mereka berlayar sampai jauh
untuk mencari di mana negeri asal penghasil rempah-rempah.
Apa saja yang bisa dilihat
Bosphorus Cruise kami dimulai dari
Pelabuhan Karakoy di Rihtim Caddesi (Jalan Dermaga). Di sepanjang Rihtim
Caddesi, berjejer restoran dan toko souvenir yang penuh oleh wisatawan. Saya
tidak tahu berapa persisnya harga tiket Bosphorus Cruise ini (karena sudah
termasuk harga paket wisata) tetapi dari penelusuran berbagai aplikasi, harga
tiketnya bervariasi dari yang paling murah Rp200.000 sampai dengan Rp900.000
untuk sunset cruise.
Para pemancing lokal di Galata Port |
Langit Istanbul selalu tampak
biru. Hal ini membuat foto-foto di sepanjang pelayaran ini begitu menakjubkan. Udara
begitu segar meski agak dingin. Jangan lupakan jaket karena angin bertiup
kencang di atas kapal. Burung camar sering, secara sengaja maupun tidak,
tertangkap frame kamera kita saking banyaknya.
Galataport dan Hiruk Pikuknya Turis |
Dari sisi daratan Asia, tampak
banyak rumah-rumah mewah yang memiliki halaman di selat Bosphorus. Menurut
pemandu wisata kami, sebagian besar orang kaya Turki-lah yang memiliki
rumah-rumah tersebut. Ada juga Menara Maiden yang berada di tengah selat.
Kabarnya, Menara ini dulunya adalah istana putri kerajaan yang seiring zaman,
telah berubah fungsi. Terakhir, saat ini Menara Maiden dipakai sebagai
restoran.Istana Dolmabahce di Tepi Bosphorus Sisi Eropa
Tak terasa, telah dua jam kapal
berkeliling menyusuri Selat Bosphorus yang indah dan bersejarah. Perjalanan
diakhiri dengan merapatnya kembali kapal ke Pelabuhan Karakoy. Di pelabuhan
ini, bau masakan dari berbagai restoran meruap memasuki indera penciuman.
Baunya agak tercampur dengan bau amis para pemancing lokal yang sesekali
berhasil menangkap ikan. Bosphorus Cruise bagaikan trailer dari film Turki
secara ringkas sebelum menjelajahinya lebih jauh satu per satu. Trailer ini
benar-benar menggoda sehingga mampu membuat siapapun ingin menamatkan filmnya
sampai habis di kesempatan berikutnya.
No comments:
Post a Comment