Monday 11 February 2013

Makam Wisata dan Pemukiman Zaman Majapahit



adalah kelanjutan dari>> memburu-sunrise-di-kerajaan-majapahit.
 
8.00, Makam Troloyo

Ini sebenarnya bukan termasuk situs Majapahit tetapi sedari tadi, banyak bis lalu lalang menuju kompleks Makam yang berlokasi di Ds. Sentonorejo ini. Jadi, saya penasaran.

Untuk ukuran makam, tempat ini sangat luas dan mewah. Ada pendopo, masjid, pohon-pohon besar, toilet, dan tentu saja, makam (dengan nisan) bersarung. Sepagi ini sudah ratusan peziarah memadati kompleks makam ini. Jauh lebih ramai ketimbang pasar. Yang paling ramai ya Makam Syekh Djumadil Kubro.
makam Syekh Djumadil Kubro

Makam yang lebih rame daripada masjid
*tepokjidat

8.30, Situs Lantai Segi Enam, Candi Kedaton, & Umpak Batu

Letaknya ketiganya berdekatan. Situs lantai segi enam adalah kompleks pemukiman zaman Majapahit yang banyak ditemukan ubin berbentuk segi enam sejumlah kurang lebih 140 buah. Seperti paving jaman sekarang.

Candi Kedaton pun sama seperti situs lantai segi enam. Namun areanya jauh lebih luas. Terletak 2 meter di bawah permukaan tanah. Penggalian situs ini belum selesai dan berhenti sementara sambil menunggu anggaran turun. Dinamakan Candi karena di samping penggalian tadi, ada sebuah pondasi batu bata yang mirip pelataran candi.

the site, Umpak Batu
The Lost City, Kedaton
Menuju Umpak Batu hanya perlu menyeberang pagar Candi Kedaton. Berupa susunan batu utuh yang (diperkirakan) merupakan pondasi dari sebuah gazebo/ rumah panggung membuat kita menerka-nerka, seperti apakah model bangunan yang dulu ada di atasnya. 


Situs Segi enam, mirip paving 7 abad lampau


9.00, Museum Majapahit (Pusat Informasi Mojopahit/ PIM)

Usai membayar parkir Rp 3.000,00, saya mengelilingi halaman Museum ini. Karena hari Minggu, bangunan inti (tempat diorama) nya tutup. Namun, sekalipun demikian, Museum ini memamerkan artefak, arca, prasasti, dan peninggalan sejarah lainnya di halaman belakang. Banyak temuan penting dipamerkan tanpa pelindung apapun, jadi, banyak petugas BP3 Jatim  berjaga di sana untuk mencegah perusakan yang tak disengaja oleh pengunjung.
balkon pengamatan di PIM

Kota Majapahit, dulu

Sekumpulan ganesha

kira-kira, GWK di Bali kalau sudah jadi bakal seperti ini

prasasti dimana-mana

Yang menarik, ada kompleks ekskavasi yang sudah beratap modern dan ada loteng pengamatan dari atas. Tampak keseriusan pemerintah dalam menggali potensi penemuan situs kota Majapahit.

9.45, Candi Menak Jinggo

Agak menyeramkan menuju candi ini karena di sini kabarnya ditemukan kepala Minak Jinggo sementara badannya ditemukan di Blambangan dalam perintah Ratu Ayu Kencono Wungu yang membuat sayembara agar dapat mengalahkan Minak Jinggo demi mencegah ia meminangnya. Dhamarwulan pun berhasil melaksanakannya. Untuk selengkapnya, cari di google, Legenda Dhamarwulan.

Saya nyasar cukup jauh karena minimnya papan informasi. Candi ini tak banyak berbeda dengan Candi Kedaton dan situs pemukiman lainnya, di bawah permukaan tanah, saya hanya bisa melihat susunan batu. 
Situs Menak Jinggo, batu andesit

Yang unik, candi ini adalah satu-satunya candi yang bahannya dari batu andesit. Mungkin kalau sudah selesai penggaliannya, candi ini akan indah.

10.30, Makam Panjang dan Makam Putri Ceumpa

Yang berjudul makam justru lebih ramai pengunjungnya. Kata juru kuncinya, sebetulnya di trowulan ini tidak ada makam (orang yang dikubur). Termasuk makam panjang ini. Logikanya, Majapahit kan kerajaan Hindu Budha, jadi mayatnya pasti dikremasi/ dibakar lalu abunya dilarung ke sungai/laut dan sebagian disimpan di candi.

Yang dimaksud makam lebih tepatnya adalah petilasan/ tempat singgah.

Makam panjang sendiri merupakan gudang penyimpanan senjata kerajaan yang mulai dikultuskan orang-orang sejak tahun 90 an.
Makam Panjang, aslinya gudang senjata lho

Makam Putri Ceumpa

Makam Putri Ceumpa, tempat singgah Putri Ceumpa di Majapahit. Sesederhana itu pemahaman saya. Namun, kita tidak tahu orang-orang itu maksud dan tujuannya kan berbeda-beda dengan datang ke makam-makam ini. Bahkan sampai menginap segala. Wallohualam.

Masih ada beberapa tempat lagi yang belum saya sambangi, Candi Brahu, Siti Inggil, dan Yoni Klinterejo. Lain waktu mungkin.

Berburu Sunrise di Kerajaan Majapahit



Minggu 10 February 2013. Sudah beberapa hari ini langit sangat cerah, jadi saya rasa pagi ini matahari akan terbit dengan indah. Tidak ke gunung, melainkan saya pergi ke Trowulan, (yang diyakini merupakan) pusat peradaban Kerajaan terbesar di Nusantara, Majapahit. Dalam bayangan saya, akan indah mengambil siluet sunrise mengintip dari balik bangunan candi.

Pukul 5, jalan raya Surabaya-Jogjakarta masih lengang. Sesekali Bus Sumber Kenc*no menyalip dengan kecepatan standar (standarnya-red) membuat saya memilih filosofi “alon-alon waton kelakon”.

Terakhir ke Trowulan saat SD dulu. Saat itu kami karya wisata ke candi-candi sambil diwajibkan membuat laporan perjalanan yang membosankan (tak disangka, saat dewasa, kegiatan tersebut jadi hobi).

5.20, Wringin Lawang
masih berkabut

semburat horizon, tapi mentari masih enggan muncul

the living harmony ^,^
Wringin Lawang bukanlah candi. Ia hanya berbentuk gapura yang dulunya (biasanya) gapura adalah symbol tempat masuk sebuah bangunan/ kerajaan.

Terlihat dari jalan raya, tempat ini sangat cocok kalau dipakai untuk menanti sunrise keluar dari sela kedua gapuranya. Sayang masih kepagian. Loket masih tutup jadi saya tak perlu beli karcis. Seperempat jam kemudian tak ada tanda kemunculan matahari di ufuk timur, membuat saya bosan menunggu dan memutuskan ke situs selanjutnya.

5.55, Kolam Segaran
sun rises at the border of land, sky, and water

irigasi zaman Majapahit
Tempat penampungan air zaman Majapahit ini terletak di samping jalan. Di sepanjang bantaran kolam, banyak pemancing dan remaja yang jogging. Sepanjang jalan banyak dijumpai lesehan ikan wader (yang mungkin) hasil tangkapan dari kolam. Hmm, kabarnya dulu para ratu dari berbagai kerajaan (ratu artinya penguasa, sekalipun laki-laki) yang melamar Putri Kerajaan Majapahit banyak membawa emas dan benda berharga lainnya yang serta merta dibuang ke kolam karena sang putri menolak pinangan mereka semua. 

Berminat nyemplung cari harta karun di sini?

Sunrise oranye terlihat sepenggalah naik di cakrawala, tapi saya melanjutkan perjalanan karena dari sini, matahari tak terlalu fotogenik.
6.00, Candi Tikus

taman candi tikus

what i have looking for, sunrise

apiknya taman, menyejukkan mata

temple at its balance

gadis-gadis kecil
Yang berbeda dari kunjungan saya saat SD dulu dengan yang sekarang adalah, pelataran candi dihias taman luas aneka bunga yang menyejukkan mata.

Candi ini terletak di Dusun Dinuk, Desa Temon, Kec. Trowulan. Candi ini dibangun di bawah permukaan tanah dengan panjang dan lebar sama 22,5 m. Dinamakan Candi Tikus karena saat penggalian tahun 1914, banyak ditemukan sarang tikus di sana. Diperkirakan Candi ini dibangun pada abad XII-XIV Masehi dengan fungsi yang tidak dapat dipastikan sampai saat ini. Namun, formasi candi dikatakan para sejarawan mirip the holy mountain, Mahameru di India.

6.20, Candi Bajang Ratu

Bajang= bujang= anak laki-laki kecil.
Ratu= raja.

Kalau dibaca di papan informasi, Bajang Ratu ini diperuntukkan bagi raja Jayanegara yang memang dinobatkan sejak beliau kanak-kanak (bujang).

Lebih tepatnya bukan candi sebetulnya, tapi gapura. Akan tetapi gapura ini memiliki atap. Atapnya sepertinya rapuh karena disangga tiang-tiang besi sehingga pengunjung dilarang naik. 
teratai, bunganya Dewi Kwan Im

Kenali Budayamu, Cintai Negerimu
Mirip iklan Kementerian Pariwisata ya? Lengkap dengan simbol candinya

again, simetris

ehem, right man in the right place
*ditimpuk pemirsa

7.00, Pendopo Agung

Dari sini judulnya sudah harus direvisi. Bukan lagi mengejar sunrise, sebab matahari sudah tinggi. Tidak ada karcis masuk, hanya parkir saja seharga Rp 2.000,00.

Pelataran pendopo dengan marmer yang dingin ditambah semilir angin cukup memanjakan diri. Tak salah kalau banyak keluarga yang memilih wisata refreshing ke tempat ini. Di tempat ini selain pendopo,ada juga diorama foto situs-situs Majapahit, relief penobatan Raden Wijaya dan sumpah palapa, patung Gajah Mada, serta kompleks pekuburan di sisi timur.
Makam Panggung

pendopo yang ademmmm

"lamun huwus kalah nusantara, isun amukti palapa, lamun kalah ring guaun, ring seran,
ring tanjungpura, ring haru, ring pahang, dompo, ring bali, sunda, palembang, tumasik, samana
isun amukti palapa"

~MAHAPATIH GAJAH MADA, SUMPAH PALAPA~

atap Makam Panggung

Paku Bumi Tempat Sayembara Gajah

Iseng saya menuju bagian belakang pendopo, dan…

Woah, ada serombongan santriwati sedang membaca yasin di sebuah makam yang di belakang mereka, ada bangunan bernama Panggung. Di sana tertulis bahwa Makam Panggung adalah tempat pertapaan Hayam Wuruk serta tempat Gajah Mada mengucapkan Tan Amukti Palapa. Yeah, dari sinilah negaraku berasal!!!

Di antara pendopo dan makam panjang, ada bangunan berisi sebuah pasak batu yang konon merupakan tempat mengikat gajah jaman dulu. Sejarahnya, putri kerajaan Majapahit ini hanya mau menikah dengan pelamar (para raja) yang bisa memindahkan pasak batu tersebut. Wow, sampai merinding mengingat betapa dekat saya dengan bukti-bukti sejarah.




Monday 4 February 2013

Dream Comes True: Meet My Favorite Athlete



Saya sih pada dasarnya pemimpi. Suka mimpi macem-macem (dan banyak)-red. Salah satunya ya bisa ketemu atlet favorit. Sony Dwi Kuncoro.


Superliga tahun ini berlangsung dari 3-9 Februari. Perhelatan 2 tahunan ini akhirnya digelar di Surabaya (lagi). Tepatnya di DBL Arena.

The amazing Fans
Booth promosi Axiata, S.U.R.A.B.A.Y.A
^love that city^


Everyone is invited
Kemasannya semakin menarik. Jika Superliga 2011 hanya klub elit lokal yang boleh ikut, sekarang klub-klub elit Negara dengan tradisi bulutangkis mentereng pun turut serta. Sebut saja Renesas (JPN) yang tahun lalu tim putrinya juara Superliga di negaranya sana. Lalu Tonami yang isinya para top player Jepang macam Sho Sasaki dan Hirokatsu Hashimoto/ Hiroyuki Endo, Unisys yang bermaterikan Kazumasa Sakai, Takuma Ueda, dan Kenichi Hayakawa/ Hiroyuki Endo yang berperingkat 4 dunia (Feb 2013). Kemudian Malaysia mengirimkan Malaysian Tiger (skuad timnas mereka minus LCW yang sudah “dipakai” PB Musica Kudus dan Koo Kin Keat/ Tan Boon Heong yang sepertinya belum pulih usai cedera di Malaysia SuperSeries Januari lalu). Serta Korea diwakili Korean Gingseng Club yang di antaranya ada Bae Yeon Ju (WS no.2 Korea), Bae Sung Hee, dan Jung Kyung Eun (yang cakepnya bikin bengong).

Minggu (3/2/2013) saya sengaja agendakan untuk nonton langsung ke DBL. Karena pertandingan pertama baru pukul 13.00, saya berangkat pukul 11.00. Hujan deras tak menyurutkan langkah kami, petir dan banjir pun diterjang *oke-ini-berlebihan.

Rupanya, meski hujan, DBL Arena tetap ramai. Dengan arena yang modern dan representative begini, DBL banyak menjadi host acara ataupun pertandingan penting. Khusus kemarin, di lantai satu ada booth Axiata Cup yang akan digelar di Surabaya juga tahun ini (yeaahh!).

Usai beli tiket seharga IDR 50.000 (3-7 Feb. Sedangkan final 8-9 Feb harganya IDR 100.000), kami masuk arena. Bukan main berisiknya. Inilah cirri khas turnamen bulutangkis yang ada di Indonesia. Yel, teriakan, dan pom-pom tiada habisnya sepanjang pertandingan macam pertandingan bola saja. 

Jadi hukumnya gini:
Hendra AG/ Yoke vs Noriyasu/ Hirokatsu
kasus yang pertama jelas dukung hendra/yoke
1.       Jika ada pertandingan antara pemain Indonesia vs pemain luar, maka supporter jelas akan mendukung pemain merah putih. Setiap cock dipukul lawan, supporter berteriak “huuu”, dan saat cock dipukul pemain kita, supporter berteriak “eeaa”. Haha, ada-ada saja.
2.       Jika sesama pemain asing, maka supporter akan memilih mendukung pemain yang keren (baca: ganteng/ cantik), macam Lee Yong Dae, Maneepong Jongjit, Wang Zhengming, dan Jung Kyung Eun >>ini mah saya, hehe.
Simon vs Takuma Ueda.
1st time simon comeback setelah sakit lamaaa
Kasus yang kedua. Jongjit/ Niptiphon vs Kenichi/ Hiroyuki
suporter dukung Jongjit
3.       Jika sesama pemain asing tapi salah satunya dari Malaysia, maka supporter akan dukung pemain lawan Malaysia.  Entah dosa apa ya mereka…
Taufik vs Riichi Takeshita
4.       Jika sesama pemain Indonesia, pilihannya bisa macam-macam. Bisa karena gantengnya, permainannya yang atraktif, atau track record prestasi/ rangkingnya. Contoh: Sony vs Hayom, penonton tetap riuh rendah bilang “habisin…habisin” saat Sony melibas Hayom 21-8, 21-8 di MS pertama antara Suryanaga vs Djarum (3/2/2013). Kok tega ya… >,< Ini tiada lain karena Sony lebih superior track record dan rangking nya dibanding Hayom belakangan ini.

Kembali ke DBL-Arena, mungkin karena ini baru hari pertama, jadi para atlet masih banyak yang “berkeliaran” di tribun. Tim Tonami bahkan duduk bercampur para supporter tanpa pengamanan.

KGC juga duduk di tribun suporter, tapi banyak petugas security dan panitia nya. Sekalinya Bae Yeon Ju lepas dari rombongan, eh dia nggak mau diajak foto.

Sisanya (tim lain) duduk di tribun player/athlete yang dijaga superketat oleh security. Namun, ketika saya melihat Bang Sony di kejauhan, saya putar akal lah. Bagaimana tidak, sedekat ini dengan atlet favorit saya, “wajib bisa foto bareng” pikir saya dalam hati. Sedikit demi sedikit saya mendekat ke tribun atlet. Ketika security lengah, dan Sony mau turun untuk tanding, langsung saya “pepet” (apalah ini bahasa Indonesianya) bilang minta foto. Finally… :terharu:


SONY, YEAH , SONY
Sanda/Bayu at podium juara superliga

Noriyasu Hirata, World #9, Japan, Tonami

The Venue, terlalu sempit sih menurut saya




set ke-3. kalah kita akhirnya

Bersama Sho Sasaki. Tunggal pertama Tonami Jepang


Satoko Suetsuna, World #

Pemain Renesas, nggak tahu namanya, tapi histeris minta foto


Hirokatsu Hashimoto, Pasangannya Noriyasu Hirata

Bae Yeon Ju, Tunggal kedua timnas Korea.
Dia nolak diajak foto, hiks

Pak Hendrawan,
pelatih Maria Kristin saat raih perunggu Beijing
yang saat ini menangani timnas Malaysia

My favorite game.
Miyuki Maeda/ Satoko Suetsuna vs Jung Kyung Eun (cantik)/Yoo E Y

Tukar cincin, eh souvenir tim