Maros, 31 Januari 00.30 WITA
Karena lama tidak bertemu kawan
lama, maka sekalinya bertemu, kami ngobrol ngalor ngidul sampai lewat tengah
malam. Padahal besok paginya, saya harus kembali ke Jakarta dengan penerbangan
pagi Air Asia pukul 04.30 WITA.
Alarm saya pasang pukul 03.00
dengan asumsi persiapan packing, mandi, dsb menghabiskan tak lebih dari 30
menit saja. Kata teman saya, jarak antara BTP Maros ke bandara Sultan
Hasanuddin bisa ditempuh dalam 15 menit saja pakai motor. Jadi, tak ada firasat
apapun bagi saya menjelang tidur. Namun, refleks saya melakukan web check in
via Hp biar besok subuh tak perlu antri di counter check in.
Sultan Hasanuddin International
Airport, 04.00 WITA
Perjalanan motor ternyata
menghabiskan 30 menit, dan saya sampai bandara pukul 04.00 pagi. Saya belum
merasa khawatir sampai petugas di gate departure berkata bahwa ia ragu pesawat
saya sudah berangkat atau belum. Lhah, baru jam 4!
Antrian X-Ray sebetulnya tak
panjang, hanya ada 4 orang tapi semuanya bawa troli dengan setumpuk barang yang
tinggi. Setelah antri dan bimbang beberapa menit, saya menerobos antrian sambil
menunduk-nunduk minta maaf. Duhh, 04.10! Panik!
Sambil ngos-ngosan saya menuju
counter check in, dan bilang bahwa flight saya 04.30 ke Jakarta. Dengan
ringannya Mbak petugas itu bilang bahwa pesawatnya sudah mau terbang. Sudah
ditutup!
Saya :
%&^%$#@%^&*)@@#$^:((((
Petugas : Maaf, sudah dari tadi Mas.
Saya : Lhah Mbak, tolong lah, ini juga baru jam 4 (lewat 12 menit sih sebetulnya). Saya harus di Jakarta pagi ini
juga.
Petugas : Maaf Mas, silakan beli penerbangan lain.
Saya : Mbak, saya sudah web check in nih, tinggal naik nih (sambil liatin kode scan di Hp)
Petugas : (ambil telepon sambil bicara serius, mungkin telepon keamanan di gate garbarata). Ok, Sini Mas bayar airport tax nya dulu, nanti Mas nya langsung lari secepat-cepatnya ke gate 6.
Saya : Alhamdulillah, makasih ya Mbak, ok, aku lari nih. Eh, gate 6 dimana ya?
Petugas : di atas, aduh, lari Mas, cepat, udah mau ditutup pintu pesawatnya. (sambil telepon menjelaskan ciri-ciri fisik saya, jaket kuning, bla bla bla)
Petugas : Maaf, sudah dari tadi Mas.
Saya : Lhah Mbak, tolong lah, ini juga baru jam 4 (lewat 12 menit sih sebetulnya).
Petugas : Maaf Mas, silakan beli penerbangan lain.
Saya : Mbak, saya sudah web check in nih, tinggal naik nih (sambil liatin kode scan di Hp)
Petugas : (ambil telepon sambil bicara serius, mungkin telepon keamanan di gate garbarata). Ok, Sini Mas bayar airport tax nya dulu, nanti Mas nya langsung lari secepat-cepatnya ke gate 6.
Saya : Alhamdulillah, makasih ya Mbak, ok, aku lari nih. Eh, gate 6 dimana ya?
Petugas : di atas, aduh, lari Mas, cepat, udah mau ditutup pintu pesawatnya. (sambil telepon menjelaskan ciri-ciri fisik saya, jaket kuning, bla bla bla)
Bagai adegan film-film India saya menaiki escalator sambil berlari melewati
ruang tunggu keberangkatan yang sepi banget. Duh, gate 6 di ujung pula! Di
ujung sana, petugas garbarata melambai-lambaikan tangan menyuruh agar lebih
cepat. Fiuh, dramatis sekali.
Di tengah lari pagi itu saya ingat bahwa saya tadi masuk
bandara dengan 2 tas jinjing, kok sekarang cuma satu? Kok cuma satu? Cuma satu?
Satu? Tu? Hahhhh! *&^%%$##@@^><(((((( ketinggalan di mesin X-ray!
Saya : Pak,
tolong Pak, barang saya ketinggalan di pintu pemeriksaan bawah, saya ambil
boleh?
Petugas : Ngga bisa Mas. Ayo cepat masuk.
Saya : Please Pak. Saya janji lari lebih kencang deh.
Petugas : Mas nya mau pilih barangnya atau ketinggalan pesawat?
Saya : (hiks, lemes dah)
Petugas : Ngga bisa Mas. Ayo cepat masuk.
Saya : Please Pak. Saya janji lari lebih kencang deh.
Petugas : Mas nya mau pilih barangnya atau ketinggalan pesawat?
Saya : (hiks, lemes dah)
Dengan gontai saya masuki pintu
pesawat meskipun semua pramugarinya tersenyum ramah. Yang kutahu pasti mereka
semua sebal juga dalam hati melihat anak muda berjaket kuning membuat mereka
harus menunggu batal terbang beberapa menit. FYI, kabarnya 31 Januari ini
adalah flight terakhir Air Asia untuk rute Makassar-Jakarta sebelum ditutup.
Memang sih, banyak kursi kosong di sana-sini, mungkin peminat rute ini kurang.
Belum duduk sempurna, pesawatnya
sudah mundur, dan persiapan take off. Hihi, bahkan saya belum sempat mematikan
Hp. Ternyata memang ada yang salah dengan jam tangan saya, saat itu baru 04.20
tapi pesawatnya sudah terbang. Meratapi nasib sungguh percuma, mending saya tidur
saja, lumayan sambil mendinginkan kepala 2 jam.
Pemandangan favorit saya kalau naik flight rute DPS-SUB, kawah Gunung Raung! morning flew with AirAsia |
Di depan counter, saya besarkan
hati bahwa saya akan usaha dulu, kalau tak ketemu ya ikhlas saja, berarti memang
itu adalah balasan atas kecerobohan saya.
Saya jelaskan kronologisnya dan
petugas counternya yang ramah menerangkan bahwa masih memungkinkan untuk
ditemukan jika barangnya tertinggal di dalam bandara. Beliau menelepon dan menanyakan
keadaan barang saya di Sultan Hasanuddin ke petugas di Makassar. Alhamdulillah,
masih ada. Lalu, ia membuatkan surat klaim agar saya bisa mengambilnya lagi
esok hari di Lost & Found Soetta yang dititipkan dari Makassar melalui flight
berikutnya ke Jakarta.
Nah, kebetulan saya akan ke
Surabaya siang hari itu juga, sehingga saya mengajukan opsi, mungkinkah bila
diambilnya di Lost & Found Air Asia Juanda Surabaya. Lagi-lagi, saya
mendapatkan kemudahan itu, kertas klaim saya diganti tempat pengambilannya
menjadi “SUB”. Aaah, Air Asia baik sekali. Terimakasih.
Esoknya, saya ke Juanda dan
menuju Lost & Found Air Asia yang terletak di terminal 1 keberangkatan
internasional. Ternyata pesawat dari UPG baru landing, jadi barang saya masih
ada di counter ticket domestic Air Asia. Sesampainya di sana, barang saya,
terbungkus rapi penuh selotip, sudah ada di depan mata!
Thank you Air Asia for the sincere helps, Sorry for making your employee in Lost & Found dept. busy. Terimakasih juga telah memberikan pemahaman kepada saya bahwa anjuran yang tertera di tiket untuk datang setidaknya sejam lebih awal dari jadwal penerbangan adalah sangat penting.
begitu toh cerita lengkapnya. air asia emang sering maju jam terbangnya. uda banyak korban ketinggalan di kantorku.
ReplyDeleteNah.. Semoga AirAsia baca dan jadi koreksi yang positif.
Delete