Jaman dulu, saya pernah baca komik doraemon edisi Nobita jalan-jalan ke Hokaido. Di sana ada goa besar yang punya banyak stalagtit dan stalagmit. Singkat cerita, si Nobita mencuil salah satu ujung stalagtit untuk dipamerkan ke teman-teman sekolahnya. Suneo teriak histeris karena dia tahu, kalau untuk membentuk satu senti stalagtit saja perlu puluhan bahkan ratusan tahun untuk mengendapkan kapur yang menetes, apalagi secuil punya Nobita. Pada akhirnya, semua kecerobohan Nobita berujung pada alat-alat magis dari Doraemon. Dengan pintu kemana saja, mereka mengunjungi stalagtit itu lagi dan menggunakan alat lainnya untuk menumbuhkannya dengan instan.
Cerita
itu terus membekas dalam benak saya setidaknya untuk dua hal. Pertama, untuk Hokaido
yang indah (semoga suatu hari nanti kesampaian ke sana), dan kedua untuk
gambaran bahwa setiap goa pasti banyak stalagtit dan stalagmitnya.
Ternyata
saya keliru, saya beberapa kali mengunjungi goa baik yang berupa objek wisata
sendiri ataupun yang menempel di sepanjang jalan setapak di pendakian. Namun,
tak banyak goa yang punya stalagtit. Sampai saya mengunjungi goa gajah pada
libur lebaran 2016 ini.
___
stalagtit goa gajah |
Goa
gajah terletak di Desa Wisata Lemahbang,
Mangunan, Dlingo, Bantul. Mendengar kata Mangunan, tentu kita lebih familiar
dengan Kebun Buah Mangunan dan Hutan Pinusnya yang lebih happening belakangan
ini. Namun, alternatif tempat wisata lain di Mangunan juga tak kalah menariknya
lho. Hampir saya keliru menebak bahwa Mangunan sudah termasuk Kabupaten
Gunungkidul karena kemiripan kontur jalannya dengan daerah Gunungkidul.
it tells many things |
Kembali
ke goa gajah: untuk menuju ke sana Anda bisa mengandalkan gps dan rambu-rambu yang
cukup banyak di sepanjang jalan raya Dlingo. Hati-hati ya, jalanannya naik
turun dengan kondisi sepi, sangat memanjakan nafsu untuk kebut-kebutan sehingga
harus tetap waspada.
Sesampainya
di pintu masuk, kita parkir saja kendaraan di sana. Ssst, di sini karcis masuk
dan parkirnya masih gratis lho.
___
Awalnya
saya pesimis dengan tempat yang belum viral di internet ini. Namun ternyata,
Goa Gajah adalah goa terbesar di Bantul dengan panjang mencapai 200 meter dan
memiliki pintu vertikal di tengahnya. Kita memerlukan sekira 30 menit untuk
menjelajahi dari pintu horizontal ke pintu vertikal. Karena kurang persiapan,
saya tidak membawa senter besar. Jadi saya menyewa jasa guide sekaligus senter
yang tidak memasang tariff. Seikhlasnya saja. Sisi positif dari memakai jasa
guide adalah kita bisa mendapat banyak informasi tentang nama-nama tiap sudut
goa. Di dalamnya, ada balai perempuan, balai laki-laki, ruang kyai balad, dsb
(sayangnya saya tidak mencatat L
). Yang jelas, stalagtit nya banyak sekali. Dan sebagian besar masih “hidup”
karena masih ada tetesan airnya. Jalanannya masih licin dan banyak tumpukan
kotoran kelelawar di dalamnya. Saya lebih senang kalau objek wisata dibiarkan otentik
seperti itu daripada ditambah dekor-dekor yang justru akan merusak sisi
alamiahnya suatu tempat wisata. Contohnya dengan menambah lampu atau dibuat
jalan semen. Goa kok terang benderang. Kasian
kelelawarnya dong, ngga bisa bobok.
Beberapa
meter dari pintu goa sudah gelap gulita dengan suara kepak kelelawar dan wallet
yang bising sekali. Ada ruang yang lapang dan langit-langitnya tinggi ada juga
yang harus menunduk-nunduk agar bisa lewat. Balai perempuan menurut saya adalah
tempat yang paling menakjubkan. Stalagtitnya besar-besar hampir menyentuh tanah
dan masih aktif semua.
Jika
anda beruntung, di pintu vertikal, anda bisa mendapati cahaya surga seperti
yang populer di goa jomblang. Sebelum keluar melalui tangga di goa vertikal,
kita akan menjumpai sebongkah batu yang bentuknya menyerupai gajah. Ada
sebatang pohon yang tumbuh tinggi dari dasar goa hingga ke atas permukaan di
pintu vertikal ini. Awesome.
Selepas
keluar ke permukaan, kita dapat melanjutkan perjalanan kaki ke watu mabur.
Sebuah gardu pandang yang memungkinkan kita untuk melihat perbukitan kapur dan
kabut tipis di pagi hari. Tempat ini juga banyak dipakai oleh muda-mudi untuk
mendirikan tenda menanti matahari terbit. Jadi, kapan ke Bantul?
Author’s Note:
*goa
gajah masih belum terkenal di media massa, jadi saat berkunjung ke sana, Anda
bisa jadi satu-satunya wisatawan yang berkunjung. Enjoy it, Feel the mystical
atmosphere inside.
*biaya
guide seikhlasnya saja. Tetapi kemarin saya beri Rp20.000.
*bawa
bekal lebih disarankan, cukup sulit mencari warung yang kita mau di sepanjang
jalan.
*desa
wisata lemahbang juga punya banyak atraksi wisata lho, coba cek di google.
Papan Informasi di depan pintu horizontal |
gajah |
zubat everywhere |
pintu horizontal yang terang benderang |
No comments:
Post a Comment