satu..
Suatu jumat siang, saya sedang bergegas pulang ke kosan dengan salah satu sahabat yang se-arah. Dia berasal dari medan. Entahlah, semua orang sumatera utara hampir selalu bilang “medan” ketika ditanya asal daerahnya. Padahal ketika kulihat di peta, provinsi itu gak kalah besar dengan jawa timur yang punya 33 kota. Oh, mungkin ini adalah majas totem pro parte yang mereka gunakan untuk menggeneralisasi seluruh wilayah sumut. Namun ternyata tidak juga. Salah seorang kawanku pernah bilang saat ditanya alasan kenapa selalu mengaku asli medan... jawabnya, “ya, iya kalo kota di jawa, ketika orang bilang mojokerto, orang lain udah pada tau.. lha kalo serdang bedagai, atau pematang siantar, atau samosir? Tau kau?” tanyanya sambil berapi-api (efek dramatisasi). Haha, iya juga, pikirku sambil mengerutkan dahi mengingat tebakan dosen yang sering salah ketika mengatakan bahwa mojokerto ada di jabar (purwakarta-red) atau jateng (purwokerto-red).
Balik lagi ke topik. Nah, di tengah ketergesa-gesaan kami karena saat itu hampir pukul 12 dan adzan jumat sudah akan berkumandang, tiba-tiba hape nya berdering. Kawannya dari “medan” telfon. Dibilangnya, “wah, sori bro, aku lagi buru-buru solat jumat nih, ntar aja ya kutelfon balik”.
Ternyata di sana masih belum saatnya siap-siap ke masjid. Katanya solat jumat itu sekitar pukul 13.00 atau bahkan kadang lebih.
Dari percakapan singkat itu saya baru sadar ternyata perbedaan waktu karena perbedaan lokasi benar-benar nyata. Kupikir hanya bahan hafalan saat SD dulu yang tidak applied untuk kehidupan sehari-hari. Bahwa Indonesia terbagi ke dalam tiga zona waktu memang sudah kutahu, tapi belum kupahami betul sampai saat itu.
No comments:
Post a Comment