Monday 25 February 2019

5 Tempat dan Makanan Istimewa di Seantero Sumatera Barat

Sebagian besar menu yang tertulis di bawah ini, pada dasarnya bukanlah menu yang sengaja saya cari karena saya bukanlah Food Traveler. Prinsip saya, saya akan cari makanan terdekat (dan termurah) ketika perut sudah keroncongan. Namun, saya cukup terkejut dengan taste-experience yang saya alami selama beberapa hari mengunjungi tempat menarik di Sumatera Barat.

1. Pantai Air Manis - Ikan Bakar Plecing Kangkung

Dari Kota Padang, pantai ini tersembunyi (sekitar 10 km) di balik selatan Gunung Padang. Pantai ini memiliki garis pantai yang panjang dan landai. Cocok untuk main layangan atau lari-lari. Di salah satu sudut pantai yang terpisahkan oleh sungai, terdapat dua buah batu berbentuk menyerupai badan dan kepala yang bersujud. Batu inilah yang menjadi ikon Pantai Aih Manih (Pronunciation "Air Manis" versi orang Minang) dan menjadi asal mula legenda Malin Kundang. Di sekeliling batu Malin tersebut terdapat replika kapal yang dikisahkan karam di lautan sehingga memang bentuknya dibuat porak poranda. Nah, sayangnya, kapal dan batu Malin ini letaknya sudah menyatu dengan puluhan warung yang berdesakan di pinggir pantai sehingga mengurangi estetika frame gambar yang diambil.
Si Malin dan kapalnya
Di bawah pepohonan pinus, terdapat sebuah warung yang bernama Resto Malin. Sebenarnya rumah makan ini tak ada bedanya dengan deretan rumah makan yang lain. Kebetulan saya masuk sana karena penjualnya memberitahukan harga per porsi Rp20k saja all menu. Jadilah saya memesan ikan bakar plecing kangkung. Meskipun hanya ordinary ikan bakar, tapi bumbu ungkepnya membuat rasanya sangat istimewa apalagi ditambah sambal dan kuah santan di atas nasi. Menuliskannya saja saya sampai nge-cess.
Ikan Bakar P;ecing Kangkung ala Minang
Biaya Mamin:
- Lunch Set (20.000)
- Es Degan (10.000)

2. Pantai Gandoriah - Nasi Padang serba 10 ribu

Pantai ini terletak di Pariaman dan merupakan andalan pariwisata sekaligus lokasi festival Tabuik yang sudah sangat terkenal di dunia. Dari Kota Padang salah satu alternatif ke Pantai ini adalah dengan naik kereta wisata yang berhenti tepat di depan Pantai Gandoriah. Selain menikmati panorama pantai, kita bisa jajan banyak cemilan berbahan dasar makhluk laut yang dijajakan di sepanjang pantai. Kalau punya waktu dan nyali, kita bisa menyeberangi Samudera Hindia ke Pulau Angso Duo yang pasir pantainya sehalus bedak bayi dengan ongkos Rp 40rb/ orang. FYI, di musim tertentu ombak di Samudera Hindia cukup ganas.
Pulau Angso Duo

Usai diombang-ambingkan di lautan, kita bisa makan di sembarang warung yang banyak terdapat di sekitar stasiun. Saat itu saya mencoba memasuki RM Padang persis di depan Stasiun yang bertuliskan "serba 10ribu" di kaca displaynya. Setelah masuk dan makan, woah... dari semua nasi padang yang pernah saya  coba, jujur ini adalah yang terbaik. Saya yang termasuk golongan anti nambah nasi saja, saat itu nambah seporsi nasi lagi. Kuahnya, ayamnya, rendangnya (meskipun hanya sepotong kecil) simply delicious. No more words to say. 

Biaya Mamin:
- Nasi Padang + Teh Tawar (10.000)

3. Puncak Lawang - Nasi Padang (lagi)

Puncak Lawang adalah tempat terbaik untuk melihat seluruh Danau Maninjau. Ini adalah titik tertinggi sebelum Anda menuruni kelok 44 menuju Danau Maninjau. Karena tempat ini berada di ketinggian, udara dingin adalah sebuah keniscayaan. Di tempat dingin dan berkabut, paling cocok untuk makan.
Nasi Padang Matur, Puncak Lawang
Kali ini saya makan nasi padang lagi di daerah Matur tepat sebelum naik ke Puncak Lawang. Karena sebenarnya makanan yang paling mudah ditemui di sepanjang jalan adalah rumah makan padang. Nasi padang kali ini porsi nasinya banyak, dengan konsep lesehan dan suguhan pisang gratis. Rasanya? Enak. Bukan yang enak banget, tapi masih jauh lebih enak dibandingkan yang ada di Jakarta. Apalagi makannya pakai nasi anget sementara di sekitar udara dingin+gerimis+kabut. Beuh.

Biaya Mamin:
- Nasi Padang + Teh Anget Manis (20.000)
4. Jam Gadang - Nasi Padang (lagi) Simpang Raya

Rumah makan ini sudah kerap masuk ulasan food youtuber. Dari jendela lantai 2 tampak Jam Gadang Bukittinggi yang persis berada di halamannya. Setelah lelah berjalan-jalan di sekitar Jam Gadang, Pasar Atas dan Bawah, Jembatan Limpapeh, Taman Bung Hatta, Janjang Koto Gadang dan Janjang Saribu, alangkah baiknya jika kita menyelonjorkan kaki di RM ini sembari menikmati keramaian dari lantai 2.
Janjang Koto Gadang di Ngarai Sianok,
Tempat bakar kalori yang baik

Konsep RM ini adalah menata semua lauk di atas piring seperti RM Padang (mahal) kebanyakan di Jakarta, tetapi ternyata bayarnya tidak terlalu mahal. Masakan Padang di sini enak, tetapi nasinya terlalu keras menurut saya. Bumbunya tidak terlalu keras, malah cenderung kurang nendang bila dibandingkan RM Padang sebelum-sebelumnya. Mungkin karena ekspektasi saya yang terlalu tinggi kali ya. But, it still better than nasi padang in Java.
Jam Gadang di halaman rumah
Biaya Mamin:
- Nasi Padang (2 lauk) + Teh Anget (26.000)

5. Pantai Padang - Sop Daging

Makanan ini sebetulnya tidak saya pilih. Saya masuk rumah makan ini karena membaca tulisan "Katupek bla bla" dan saya pikir ini pasti masakan asli selain masakan padang. Karena saya tidak paham artinya (yang belakangan saya ketahui artinya adalah ketupat >,<), saya malah memilih sop daging karena kalau makan ketupat pasti nanti masih lapar. Rasanya dominan rempah-rempah dan agak pedas karena lada.
Sop yang sehat, banyak sayuran dan rempah

Nice to try
Biaya Mamin:
- Sop dan Nasi (20.000)
Bonus: Es krim Labu dan Ubi Kelok 44
Jika Anda dari Bukittinggi dan memilih ke danau Maninjau via Agam, anda akan melalui Kelok 44. Di sepanjang kelok 44, banyak dijajakan es krim labu, ubi, dan buah khas lokal. Meskipun udara sangat dingin, cobalah mampir sejenak untuk mencicipi es krim nikmat tersebut. Harganya Rp5000 per cup.

No comments:

Post a Comment