Tuhan, tolong jaga Semeru kami, biar nanti anak cucu kami bisa merasakan apa yang telah kami rasakan hari ini.
simetris dalam harmoni Ranu Kumbolo |
Dari dalam angkot perjalanan pulang selepas
terminal Tumpang menuju Arjosari seorang teman berceletuk:
“lhaiyo, wis ngerti gunung sak dukur kui kok yo nekat dipenek-i” (lha
iya, sudah tau Gunung setinggi itu (sambil nunjuk Puncak Mahameru) kok ya nekat
didaki)
“Ora dipenek-i yooo, mbrangkang!” (bukan didaki ya, merangkak!)
“Wis adhem, petheng, wayahe wong liyo penak turu selimutan kok kene yo gelem
soro tenan” (Sudah dingin, gelap gulita, waktunya orang lain tidur nyenyak
berselimut kok kita mau sengsara betul)
“haha”
Percakapan singkat tersebut
membuat saya tertegun, Iya ya, apa motivasi saya modal nekat naik Semeru?
Meskipun tidak 100% direstui
orang tua, Meskipun cuaca sedang galau-galaunya, Meskipun baru saja Semeru
ditutup karena ada pendaki hilang di sana, dan Meskipun saya sendiri ragu,
apakah saya bisa.
Hey Guys, kalau kita mengkhawatirkan segala hal, tidur saja terus di kamar dan jangan keluar. Lalu Anda akan mendapati Anda tiba-tiba menjadi tua tanpa tahu, ada apa di luar sana. Dunia ini luas Bro, jelajahilah!
Rute (lansekap) Semeru |
Arah dari Surabaya sampai Malang
macet parah. Maklum libur panjang. Bis-bis pariwisata memenuhi jalanan.
Planning yang dibuat agar sampai Ranu Pane agak siang pun terpaksa molor.
Oiya, Syarat pendakian adalah:
- Fotocopy KTP 2 lembar
- Materai Rp6.000, 1 tim 1 lembar
- Fotocopy Surat Keterangan Sehat 2 lembar
- Uang Retribusi per orang Rp7.000 (rinciannya Rp1.250 untuk Karcis Masuk Mahasiswa, Rp2.000 untuk asuransi, dan sisanya Rp3.750 untuk apa saya lupa)
- Mendaftar dan mengisi surat Ijin dan Surat Pernyataan di Pos Ranu Pane.
Sampai Tumpang jam 12.30 siang,
padahal dari Mojokerto jam 7 pagi. Tumpang Mati listrik, padahal saya belum
fotokopi KTP dan Surat Sehat. *dead
Beruntung kami bertemu rombongan
komunitas @infogunung yang sekaligus mengajak kami bareng naik Truk ke Ranu
Pane. Katanya sih tak apa nggak pakai fotokopian, yang penting KTP asli dan SS
asli nya ditinggal. Fyuh finally~
Sampai Ranu Pane jam 15.15 dan
kami bertemu dengan 2 teman lain yang janjian mau berangkat bareng dari Jogja.
5 orang di tim ini hanya satu yang pernah ke Semeru, satu orang pecinta alam,
dan sisanya, adalah modal nekat termasuk saya.
Jam 16.00, ditemani gerimis kami
mulai jalan mengambil jalur umum watu rejeng melalui perkebunan kentang
penduduk, sampai ada gapura “Selamat Datang – Para Pendaki Gunung Semeru”.
Melipir ke kiri ke arah bukit, sedikit menanjak melalui jalan berpaving.
Stamina dan Semangat masih 100%. Kami sama sekali tidak berhenti sampai Pos 1,
Landengan Dowo. 3 km ditempuh dalam 1 jam. Di Pos, kami bertemu berbagai macam
pendaki sambil istirahat sejenak.
Lanjut ke Pos 2 yang jaraknya
tidak terlalu jauh. Namun, asam laknat laktat mulai datang tak dijemput di sekujur
tubuh. Dari Pos 2-3 kami melewati daerah Watu Rejeng. Jaraknya lumayan jauh,
kami mulai melambat. Sedikit-sedikit break. Sebentar-sebentar terpeleset. Dari
Pos 2 kami menyalakan senter karena sudah gelap. Sepatu dan kaos kaki saya
sudah basah kuyup akibat beceknya jalur. Semak belukar yang tumbuh extra subur
pun siap menggores kalau tak siaga.
Waktu itu pos 3 rubuh, jadi kami
lanjut ke Pos 4. Jeng-jeng, terbentang tanjakan selamat datang yang curam dan
licin. Lembah menganga di bawahnya. Saya 5 kali terpeleset (untung nggak masuk
lembah :roll) karena tiap mau berdiri, sepatu sudah licin kena lumpur. Cukup lama tim
ini harus bersabar menunggu saya bisa melalui tanjakan ini. Ketika berhasil sampai atas,
terhampar gemerlap lampu kota di kejauhan, amazing.
Sampai Pos 4 sudah jam 20.00, dan
telah terlihat Ranu Kumbolo yang luasnya 15 Ha. Kupikir sudah dekat, ternyata
tidak. Masih sejam lagi kami menuruni bukit-bukit untuk sampai di Pos Ranu
Kumbolo.
Asyik, rame |
Jam 21 kami mendirikan tenda dan mulai memasak
nasi lauk sarden. Tepat tengah malam kami baru masuk Sleeping Bag lengkap
dengan kaos kaki, sarung tangan, kupluk, dan jaket yang masih saja terasa
dingin. Di papan informasi, saat musim kemarau suhu di sini -5 s/d -20 derajat
celcius lho.
Bersiap menyambut pagi di Ranu Kumbolo yang kata temen, "surganya Semeru". Hmm, lets see.
lil paradiso of java |
copyright by: Ardi |
Next Story:
Semeru Hari 2: Oro-Oro Ombo - Archapada
Semeru Hari 3: Mahameru
Semeru Hari 3 (2): Ayak-ayak
You might also like:
Laporan Biaya Pendakian Semeru
Survival Kit Mahameru
nggak bahaya ya san nyemeru musim gini?
ReplyDeleteKalau sampai Kalimati dan mematuhi aturan sih insyaAlloh aman (dengan catatan: siap lahir batin).
Deleteduh, saya juga bukan pakar naik gunung e, Nin. Coba tanya expert saja koyoto, PA, ranger, dll. Tapi dengar2 jalur pendakiannya udah ditutup sementara, kalo gak salah 4 bulan kalo Januarian gini.
Your the bestt
ReplyDelete