Kok Baru Sekarang?
Boleh dibilang, ini adalah gunung
terdekat dari Jakarta yang bahkan dapat terlihat dari jendela kantor saya saat
cuaca cerah. Transportasi umum kesana pun ada banyak dari terminal Bus Kampung
Rambutan. Treknya relatif mudah dan cukup sehari saja sudah bisa muncak sekaligus turun. Peminatnya di
kantor pun ada banyak sehingga untuk kesana, tak perlu takut ngga-ada-yang-menemani.
Nah, pertanyaannya, kok baru
sekarang menjajal gunung tersebut
setelah 1,5 tahun hidup di Jakarta? Simple
saja. Belum jodohnya, mungkin.
Perizinannya ketat ya?
Enggak juga. Mungkin lebih tepat pakai kata “teratur”. Ya,
perizinan mendaki gunung paling teratur yang pernah saya jumpai ada di Gede
Pangrango. Bagi Anda yang berminat ke sana tetapi belum terbiasa dengan
transaksi online atau terbiasa dengan mekanisme datang-naiki-turun-pulang ke gunung-gunung lainnya di Indonesia,
ada baiknya Anda googling mencari
informasi terlebih dahulu tentang panduan memperoleh simaksi/ perizinan di
situs resmi TNGGP: www.bookinggedepangrango.org
www.bookinggedepangrango.org |
Saya sendiri sih takjub dengan
betapa kerennya petugas TNGGP dengan programnya yang begitu rapi dan sistematis
itu. It was an achievement! Good Job!
Saya harap petugas taman nasional lainnya melakukan studi banding ke Balai
Besar TNGGP dan menerapkannya ke seluruh perizinan pendakian gunung di
Indonesia.
Keren dimananya? Banyak yang gagal naik karena simaksi kok dibilang keren?
Justru itu, menurut saya, sudah
saatnya kita mengubah mindset kita, dari “pendaki bonek” ke “pendaki cerdas”.
Mendaki gunung bagaikan virus yang cepat sekali menular ke orang lain.
Merupakan kabar menggembirakan ketika mendapati begitu banyaknya peminat ekskul
pecinta alam, pendaftar trip wisata pendakian, ataupun rombongan dengan kerier
besar di stasiun/ bandara.
Yang menjadi masalah adalah
ketika dengan kondisi seperti itu, gunung menjadi berisik dengan haha hihi dan
bunyi gitar sampai larut malam, kegelapan yang menentramkan berubah menjadi
benderang api unggun yang bahannya dari dahan segar yang ditebang, atau yang
paling umum, sampah berceceran di sepanjang jalur pendakian. Uasem tenan.
Nah, Gede Pangrango telah
menghadapi masalah “membludaknya jumlah peminat” sejak dulu sehingga sudah
lebih awal menyadari solusi pencegahannya dibanding gunung lainnya. Membludak
kenapa? Mungkin karena gunung ini relative dekat dengan Jakarta atau Bandung,
serta cukup mudah didaki dan juga memiliki keindahan yang mumpuni, sehingga banyak
sekali orang mengantri tiap pekannya.
Kerennya, pengelola BB TNGGP
(Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango) membuat pembatasan jumlah
pendaki tiap harinya untuk menjaga daya tahan gunung menampung jumlah
pengunjung dengan cara kuota. Maksimal hanya 600 pendaki per hari yang
diperbolehkan naik melalui 3 jalur pendakian (100 orang melalui jalur
Selabintana, 200 orang melalui jalur Gunung Putri, dan 300 orang melalui jalur
Cibodas).
Cara seleksinya? Ya dengan cara
booking itu. Online Bro! Bisa juga datang langsung, tapi tetap saja, untuk
mengecek kuota per hari yang tersisa, Anda masih harus membuka situs booking
TNGGP. Di Balai Besar disediakan komputer bagi Anda yang datang langsung, Untuk Booking Dulu Juga!! Haha,
sering-sering cek kuota ya kalau berencana mendaki di akhir pekan atau hari
libur nasional. Transaksinya realtime dengan menunjukkan secara jelas jumlah
kuota, jumlah daftar tunggu, dan jumlah pendaki yang telah disetujui. Mirip
kalau pesan tiket kereta online lah… Mantap!
Secara singkat prosesnya (Anda
bisa mencari web lain yang membahas tata cara booking TNGGP kalau mau
lengkapnya, sudah banyak kok) sebagai berikut:
- Klik di pilihan tanggal booking, yang masih biru alias masih bisa di klik ya… Kalau udah ngga bisa di klik berarti udah full booked. Jauh-jauh hari makanya sudah harus booking.
- Isi data identitas ketua dan rombongan selengkap-lengkapnya (minimal 3 orang dalam satu rombongan). Jangan salah isi ya. Soalnya pengalaman kemarin saya ada salah isi dan ngeditnya susah bener. Males kan…
- Anda akan dapat kode booking untuk login di web dan mengecek status perizinan Anda.
- Ikuti petunjuknya sampai keluar nominal yang harus dibayar dan bank tujuannya. (April kemarin saya masih Rp7.500 per orang, ngga tahu sekarang berapaan).
- Bayar ke bank/atm. Slip transfer jangan dibuang ya, wajib dibawa nanti!
- Setelah transfer, konfirmasikan pembayaran ke web tadi dan tunggu beberapa hari sampai ada notifikasi email kalau booking Anda disetujui (cek terus tiap hari).
- Print screen dan Print deh halaman yang menginformasikan kalau “booking anda telah disetujui”.
- Proses belum selesai. Anda masih harus datang ke Balai Besar di Cibodas untuk menukar bukti booking di poin 7 tadi dengan simaksi (izin pendakian resmi) dengan dilengkapi fotokopi ktp semua rombongan, bukti transfer, dan tandatangan surat pernyataan bermaterai Rp 6.000. Bawa Materai sendiri ya biar gak repot beli keluar lagi. Jadi tetap harus datang ya meski daftar online? Ya, tapi bisa kok tukarnya pas sebelum Anda naik. FYI, BB TNGGP baru buka jam 9 pagi, ditambah antri dsb, kalau Anda mau tukar di tempat sebelum naik konsekuensinya Anda bisa kesiangan memulai pendakian.
- Di pos sebelum mendaki (pos Montana kalau ngga salah), simaksi Anda akan di cek. Jumlah personil, kelengkapan peralatan, seleksi barang-barang yang boleh dan tidak boleh dibawa seperti sabun, odol, miras, senjata api, dsb. Logistik Anda juga akan dicek kecukupannya dan untuk kroscek juga sampah apa yang harus dibawa turun nanti.
- Setelah lolos di pos Montana, berarti tuntas sudah simaksi nya dan Anda adalah pendaki sah Gunung Gede Pangrango. Selamat!
Ribet ya? Enggak
kok, langkahnya jelas dan mudah dengan petunjuk pengisiannya banyak bertebaran di
internet. Kita pendaki cerdas dan bertanggungjawab, kan? Proses yang panjang
itu membuat saya makin excited selama
menunggu booking disetujui sekaligus yakin, bahwa alam Gede Pangrango masih
akan terus bertahan sampai beberapa dekade ke depan.
suasana di Balai Besar TNGGP mbak-mbak itu bersembilan sudah bawa carier tapi gagal naik |
Maket replika Taman Nasional di Balai Besar |
Catatan:
Saya melihat
sendiri beberapa kasus gagal naik meskipun sudah datang dari luar kota bawa
kerier dan rombongan ke Balai Besar. Diantaranya:
- Sudah booking dan bayar, tapi belum diterima
email konfirmasi kalau sudah di approve.
Mungkin dia bayarnya telat, kelamaan mikir sampai kuota nya penuh dan dia ngga
sadar. Atau mungkin juga kuotanya sudah penuh tapi nekat bayar sehingga dia tak
kunjung menerima email konfirmasi.
-
Maunya pakai ‘orang dalam lewat jalur nerobos2’.
Bukannya dipermudah, malah dia dimarahi sama petugas (salut sama petugasnya,
semoga istiqomah). KKN kok dipelihara dan dibawa ke gunung! Huuu.
-
Agen perjalanan, mau pakai ‘jalur samping’ juga.
Tetap ditegaskan kalau dia harus cek kuota dan nggak bisa lebih dari kuota
tersisa.
-
Ada juga yang baru datang mau langsung naik
pakai marah-marah. Dalam hati ingin rasanya saya bilang, “ke laut saja Bro, ngga pakai ribet”
wahhhh kereen nihh
ReplyDeletenumpang nanya mas, kalau ganti personil bisa ga ya? temen saya dadakan sakit, jadi ga bisa ikut. email ke TNGP belum dibalas.
ReplyDeletemohon infonya
makasih
kayaknya sih bisa aja, jadi diakalin nih mbak, temen yang nge gantiin itu tetap pakai fotokopi ktp/ id temen yang sakit itu. Pengecekannya ngga sedetail keaslian personil kok. istilahnya, 3 simaksi, ya 3 orang, dan 3 id. Gitu..
Delete"These bonuses, however, typically have wagering necessities that should be met earlier than any winnings may be withdrawn," Good says. "This means that gamers will need to|might need to} wager a certain sum of money earlier than they will entry their winnings." The first thing to grasp is that no two slot machines are ever the identical. Not only do completely different machines include completely different themes, soundtracks, extra features and symbols, in addition they all have completely different Return to Player charges. It pays to go for a game with a excessive RTP fee, so examine the RTP % on the on-line on 코인카지노 line casino earlier than you start half in}. "You know how you get people younger to gamble? Hand them a fucking telephone."The business appears to be working on the identical hunch.
ReplyDelete