Tiada yang menyangsikan keindahan Bali sebagai destinasi
wisata segala musim, usia, dan kewarganegaraan. Semua pasti setuju kalau Pulau
Dewata itu “tempat-untuk-didatangi-lagi-kedua- kalinya”. Nah, karena itulah
Bali menjadi teramat sangat penuh baik oleh wisatawan asing maupun domestik,
terutama pantainya. Kuta, Seminyak, Legian, Jimbaran, Dreamland, Uluwatu,
Bluepoint, Padang-Padang, Sanur, Lovina, telah menjadi sangat “berisik”dengan
banyaknya turis dimana-mana.
Hal ini membuat Saya mencari-cari objek wisata Bali yang
tidak terlalu ramai dan tidak terlalu terkenal dalam kesempatan April kemarin.
Caranya? Dengan berselancar di dunia maya mencari objek wisata baru di Bali.
Dalam hemat Saya, setidaknya objek wisata yang baru pasti belum terlalu
terkenal dan belum banyak turis di sana.
Salah satu hasil pencarian saya adalah Pantai Pandhawa.
Lokasinya di Desa Kutuh, Kec. Kuta Selatan, Badung. Letaknya kalau di peta, ada
di tenggara anak pulau Bali.
lokasi Pandhawa |
Ekspektasi Saya ya cuma ada segelintir orang di pantai plus
penduduk lokal. Rupanya, sesepi apapun, selama itu Bali, tetap ramai ya. -.-“
Rute ke sana:
Dari Bandara Ngurah Rai atau Denpasar, keluar menuju By Pass
Ngurah Rai dan tetap lurus ke selatan. Ketemu pertigaan Udayana, ikuti
signboard sampai GWK. Satu kilometer dari GWK ada pertigaan yang ada
supermarket Nirmala di sisi kanan jalan, ambil kiri menuju arah Bali Cliff/
Nusa Dua. Sekitar 2 KM ada pertigaan dan ambil arah ke kiri untuk menuju Pantai
Pandawa. Ikuti jalan lurus hingga menemukan signboard besar Pantai Pandawa di
perempatan (hati-hati, perempatannya hanya gang kecil saja). Belok kanan dan
ikuti jalan sampai habis sekitar 4 KM, anda akan tiba di Pantai Pandawa.
Perjalanan dari bandara sekitar 1 jam.
beraspal halus |
Tenang, sepanjang perjalanan, jalanan sudah halus dan cukup
sepi. Sebelum sampai Pantai, Anda akan disambut tebing-tebing batu/kapur di
kiri kanan jalan. Hal ini mengingatkan saya akan rute ke pantai Wediombo,
Gunungkidul.
jalanan memecah tebing kapur |
Sebelum masuk, Anda harus bayar retribusi pakir Rp3.000,00
per motor dan Rp10.000,00 per mobil. Di belokan terakhir, pantai terhampar luas
dengan tebing batu tinggi di belakang yang sepertinya sangat cocok untuk
melihat sunrise maupun sunset dari ketinggian.
pantai dari atas tebing kapur |
bekas festival Pandhawa, kalau tidak salah, tiap awal tahun |
cantik bukan? :D |
Seperti milik berdua, ecieee |
sunset, yang paling cantik seharusnya sunrise nya |
perahu nelayan rumput laut |
salah satu patung di dalam tebing |
Tebingnya dipahat dan dilubangi. Isinya beberapa patung
Pandhawa yang besar hasil sumbangan masyarakat/ tokoh.
Menginjak pasir yang putih, mata Anda akan dimanjakan oleh
pemandangan cantik payung-payung milik beberapa warung yang dipenuhi turis
asing. Nun jauh di sisi timur dan barat ada pantai lagi sambung menyambung. Ada
gazebo di tebing pemecah ombak sisi timur mirip yang terdapat di Pantai Sanur.
Oiya, di pantai ini banyak terdapat rumput laut. Tak heran
jika beberapa penduduk lokalnya bermata pencaharian sebagai petani rumput laut
yang menggelar hasil panennya di pantai untuk dikeringkan (jadi ingat pantai-pantai di Gunungkidul Yogya yang juga penuh rumput laut dimana-mana).
Di sini, Anda bebas untuk memilih berenang (karena ombaknya
cukup tenang), bermain kano, naik perahu, makan-makan di payung pantai dan gazebo, atau sekedar berjemur laiknya turis
asing.
mau sewa perahu? |
Simpulannya, menurut Saya, bagian paling menarik dari pantai ini adalah tebing-tebing kapurnya yang dipahat.
So, then, Go Explore Our Beloved Country!
No comments:
Post a Comment