Monday 27 February 2017

Traveling After Marriage, Tips Jalan-Jalan Bersama Balita

Lagi-lagi saya ingin menegaskan bahwa menikah dan punya anak sama sekali tidak akan menghalangi kita untuk berpetualang. Sedikit perbedaannya mungkin akan ada pada pilihan destinasi saja. Kalau saat lajang, gunung akan memuaskan kita secara lahir batin, tetapi anak kita mungkin akan kedinginan dengan suhunya. Arung jeram mungkin memang seru, tetapi istri kita yang phobia air deras pasti cuma nunggu di basecamp saja. Kasihan kan... Padahal goal dari setiap wisata adalah semua menang, semua senang. Win win solution nya adalah dengan memilih tempat yang bisa dinikmati semua orang. Kebun binatang, Kebun Raya, Pantai, dan Gardu Pandang bisa jadi pilihan.

Membawa balita saat traveling perlu persiapan ekstra. Kalau untuk diri sendiri sih, tinggal bawa dompet, kamera, dan motor sih bisa langsung berangkat subuh-subuh mengejar matahari terbit. Kalau bersama balita? Anak kami sendiri, Hafsa, sudah beberapa kali diajak mudik sambil traveling sejak 2 bulan (mojokerto), 4 bulan (jogja), 6 bulan (bandung), dan seterusnya sampai sekarang 1 tahun lebih. Alhamdulillah sih beberapa kali sempat sakit juga di perjalanan, jadi kira-kira kami sudah memiliki sedikit pengalaman untuk dibagi. Berikut ini beberapa tips dan hal-hal yang perlu dipersiapkan ketika membawa balita di perjalanan.
with our 2 months babygirl in train trip to east java

  • Bawa thermometer. Di usia 8 bulan, Hafsa jalan-jalan ke Gembira Loka. Usai bergembira keluar masuk kandang satwa dan teriak-teriak ketika menunggang gajah, wajah Hafsa mulai lunglai di depan kandang pinguin. Kami pikir kecapekan saja. Di rumah, selama seminggu Hafsa demam sampai 39 derajat. Hasil cek darah sih baik-baik saja tetapi kok masih anget saja badannya. Thermometer, yang saat itu lupa kami bawa, menjadi daftar alat yang -harus diingat- untuk dibawa setiap bepergian jauh.
  • Jaket tebal, perlu ngga sih? Jaket tebal menurut neneknya perlu agar tidak sampai kedinginan di kereta yang ber AC kencang. Nyatanya, anak kami selalu rewel di 4 perjalanan mudik dan balik pertama naik kereta. Januari 2017, kami liburan ke Mojokerto dan Jogja. Kami coba Hafsa tanpa memakai jaket dan alhamdulillah dia senang-senang saja. Saya juga pernah baca kalau anak kecil sebenarnya pasti rewel kalau kegerahan. Jadi dia lebih senang dengan udara sejuk AC.
  • Pesan tempat duduk ekstra di kereta, perlu nggak sih? Sepertinya kalau untuk di bawah 3 tahun belum perlu ya. Karena memang anak kami biasanya tidur sambil dipangku dan belum berani tidur sendiri. Jadi saya rasa hal itu jadi mubadzir atau jangan-jangan kita mengambil hak pesan tiket penumpang lain. 
  • Pastikan balita kita tidak terkena angin langsung ketika berkendara motor.
  • Berikan makanan dan minuman yang banyak sebelum, saat, dan sesudah perjalanan. Kebanyakan anak-anak akan riang gembira dengan banyaknya camilan yang berserakan.
  • Berikan waktu untuk beradaptasi. Di tempat baru, anak kami membutuhkan setidaknya 30 menit untuk bengong sambil menatap hamparan pasir dan debur ombak yang sebelumnya belum pernah ia temui. 30 menit berikutnya ia sudah siap lari-larian kesana kemari di atas pasir. Pun demikian dengan keponakan 4 tahun saya. Dua kali saya mengajaknya ke kolam renang. Yang pertama saya membiarkannya mengamati terlebih dulu saya yang langsung terjun ke kolam, setengah jam kemudian ia asik di dalam kolam dan nggak mau diajak pulang. Kesempatan kedua langsung saya ajak nyemplung kolam (asumsi saya, sebelumnya kan sudah pernah berenang juga), ternyata berakhir dengan jejeritan dan sampai pulang dia tak mau berenang sama sekali.
  • Biarkan bebas berekspresi. Di usia golden age, anak perlu berbagai pengalaman untuk memperkaya khazanahnya sebagai bekalnya dewasa kelak. Biarkan anak kita memasukkan jarinya ke kolam ikan, main-main pasir, dan lempar-lemparan batu di sungai. Ini adalah pengalaman berharga yang penting bagi tumbuh kembang balita kita.
  • Bawa diapers ekstra. Ini sudah pasti sih ya...
  • Jangan lupa tisue basah, hand sanitizer, dan sendok ekstra.
  • Siapkan plastik bekas untuk wadah sampah atau bekas diapers.
  • Obat-obatan standar juga perlu dibawa kemana-mana lho. Kalau saya sendiri minimal bawa sarikurma, minyak telon, dan minyak butbut. 
  • Last but not least, selalu rendah hati. Jangan lupa berdoa, niatkan jalan-jalan selain untuk me-recharge semangat, juga sebaiknya punya tujuan lain yang bernilai ibadah. Sebagai contoh, silaturahim ke orangtua dan kerabat, menghadiri undangan walimah, dsb.

No comments:

Post a Comment