Saturday 4 June 2011

Bikini Bottom Family (part 1--JAKA UTAMA HUTAJULU*)

dari kiri ke kanan: plankton, mr.krab, sendy, dani setiahadi, squidward, patrick, gerry, ubur-ubur.

Saya sedang galau tingkat mbahnya dewa (above God - STAN’s galaumeter) karena sesuatu hal. Salah satu solusi yang ditawarkan ketika saya bertanya kepada rumput yang bergoyang adalah menghidupkan laptop dan menuliskan uneg-uneg. Ya Allah, ampuni hamba apabila ada kesalahan dan banyak ceracauan nggak jelas dalam tulisan berikut ini… >.<

Memang saya bukan pengingat yang baik, tapi perkenankan saya menulis beberapa kenangan saya dengan teman, eh saudara deh, di tahun pertama saya di STAN.

Sebetulnya juga, saya ingin nulis ini pas mau yudisium nanti tapi… pasti teman-teman dah sibuk sendiri. Saya pun mungkin juga akan semakin lupa. Hasilnya, modifikasi cerita menjadi hal yang dominan melebihi orisinalitas yang mengharu-biru. #astaghfirullah, tuh kan masih galau

Kita mulai dengan pertemuan awal, karena kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya? Terserah Anda.

JAKA UTAMA HUTAJULU*
*setiap kepingan cerita, diberi judul nama salah seorang anggota keluarga BBF

C304 (semoga tidak salah, habis ruangannya mirip-mirip sih) adalah saksi bisu perkumpulan ketigapuluh satu anak-anak gundul plus sembilan mbak-mbak cantik. Tiga puluh satu itu ternyata banyak yang gundul tapi cuma jadi korban mode lho. Hehe.

 Anda akan jadi sangat akrab dengan teman sebangku Anda yang pertama…    (Sanda Aditya)

Entah kenapa, tiba-tiba saya sebangku dengan Jaka Utama. Marga Hutajulu tidak dituliskannya dalam absensi, jadi kami tidak pernah tahu kalau dia benar-benar orang Medan (sebut saja Medan untuk menghindari kebingungan Anda dalam memahami daerah-daerah asing yang jarang disebutkan di media elektronik) dan punya marga sampai bang Zega di semester 2 bertanya padanya.

Mulailah obrolan lokal terjadi antar teman sebangku. Nguing nguing berdengung seru. Lalu hening. Lalu nguing nguing lagi sambil sesekali terdengar kata “piye”, “tekan”, “iyo tho?”, dan vocab-vocab jawa yang mencolok. Begitu sampai agak lama.

Beruntung kakak dari IMMSI masuk kelas dan menyelamatkan kami dari obrolan yang sudah ada formatnya untuk pertemuan pertama (biasanya, asalnya darimana, kos dimana, SMA nya dimana, sebelumnya kuliah dimana, dan sejenisnya). Mulailah kakak itu perkenalan sedikit lalu meminta kami maju dan perkenalan satu persatu. Ooh, mbaknya yang itu dari sini to, ooh, mas e yang itu dari sana to… kami jadi tahu siapa saja yang duduk di samping kiri, kanan, depan, belakang kami dari tadi (dan besoknya lupa lagi, sumpah!). Pemilihan ketua kelas dimulai dengan tomi dan septian mengajukan diri. Tomi terpilih. Belakangan saya tahu kalau ternyata septian sangat mengincar posisi tersebut. Haha, aduh, kok ya sebegitunya. Mulailah kami menjadi makmum prama wiratama.

Dua tahun kemudian saat saya jadi LO Action, saya sadar bahwa salah satu kebijakan tomi sebagai ketua kelas agak kurang populis. Hiks, saya jadi malu karena pas promosi di depan kelas 1 AG 2010/2011 ditanyain, “kak sanda dulu actionnya nampil apa? Kayak gimana? Sekelas berapa orang yang gak ikut? Etc etc” hanya bisa keringetan gak tahu mesti jawab apa. Alhamdulillah, untungnya, karena bakat jadi sales, 35 dari 38 anak-anakku ikut acara jingkrak-jingkrak itu.

Selebihnya, tomi oke-oke saja.

Waktu berjalan dengan sangat cepat. Seolah kemarin baru ketrima  USM, tiba-tiba udah UTS, UAS, liburan. Semester satu tidak banyak event 1G (saat itu belum bernama Bikini Bottom Family) yang saya ingat rasanya. Saya berhenti lama di paragraph ini untuk membangkitkan memori semester satu. Arggh, susahnya…
Loading…
1/100…
2/100…
3/100…
Belum ingat juga (15 minutes later).
4/100…
5/100…
Jeng jeng>>Page Not Found.
1/100…
Sampai narrator berganti narrator,

Ya sudah lah. Ganti topik.

Yang saya kagumi adalah, teman-teman perempuan di kelas, selalu duduk dalam satu banjar saja. Mereka tidak berpencar-pencar. Fera dan Ayu di barisan terdepan. Fika dan Damay di baris kedua. Di belakangnya ada dwi dan sulis, lalu ada rahma dan ziy. Heran deh, ziy minusnya gede kok sukanya duduk belakang... 

Lha terus dimana cerita tentang Jaka nya?
Nggak ada, hehe. Setiap cerita kan memang saya beri judul nama warga BBF. Naah, karena ini cerita pertama, jadi kawan sebangku saya yang pertama saya jadikan judul. So, still there, tungguin nama kamu jadi judul selanjutnya ya… *pede, kayak ada yang mau nungguin aja.

PS: Jak, jangan bilang-bilang ya, kalau kita dulu pernah kalah 15-4, 15-0 di babak pertama stan open. Rahasia lho ini..

4 comments:

  1. haha :-D knp aku selalu di bangku belakang?
    nasip kyknya sand,
    you know lah, sy kn terlelet..belum lagi sy jrg antusias sm perkuliahn akuntansi
    trus karena awal-awalnya pola duduk selalu bgitu, jdnya keterusann..
    tp tgkt 2 sy ditengah loh, ada kemajuan kan yak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. baru baca ini komen (setelah sekian lama posting tulisan ini). Iya Ziy, kemajuan. #iyain-aja

      Delete
  2. jadi inget pas pencalonan ketua kelas... hihihi
    sebenernya aku maju cuma iseng koq..
    liat mukanya septian yg sangar and look so ambisius..
    jadi pengen iseng2 ganggu dia...
    wkwkw....
    eh malah terpilih...
    sori ya aku telah mendzolimi septian dan teman2 1G semua..
    i'm really sorry...

    klo semester 1 emang kyknya ga ada kenangan yg berarti ya...
    semua serba baru, teman baru, kelas baru, seragam baru, lingkungan baru, tugas baru, dosen baru, hala pokoke semua baru...
    jadi bingung yg mana yg mau dimasukin ke memori..
    wkwkw....

    lanjutgan sand.. keep writing with your heart.

    ReplyDelete
    Replies
    1. "lanjutgan sand.. keep writing with your heart."

      aamiin.

      mana nih Tomi yang dulu suka nulis dan posting di FB? hayo, keep writing Bro!

      Delete